Migrasi Kepiting Akibat Pemanasan Global
28 Oktober 2013Daniela Storch merupakan pakar biologi kelautan. Di Alfred Wegener Institute AWI, utara Jerman ia mengeksplorasi dampak perubahan iklim terhadap larva kepiting.
“Alfred Wegener Institute memiliki fasilitas luar biasa. Kita berada di laboratorium mikroskop, di mana tersedia instrumen terbaik bagi riset. Jika meneleiti larva di bawah mikroskop, kita dapat mengukur parameternya -- seperti detak jantung dan aktivitasnya. Dan itu hanya ada di AWI,“ ujarnya.
Kepiting berpindah
Selain es dan iklim, satwa liar juga mengalami perubahan. Bagi beberapa jenis kepiting, habitat perairan endemiknya menjadi lalu hangat akibat perubahan iklim.
Daniela Storch-menjelaskan lebih lanjut: "Ada kepiting yang sudah bermigrasi. Seperti yang saya teliti ini, dulu 10-20 tahun yang lalu ada di Laut Utara, tapi kini di sana hampir tidak ada lagi, karena mereka berpindah jauh ke utara, hingga ke kutub, dan itu sudah sampai pada batasnya, tidak bisa pergi lebih jauh ke utara, jika suhu terlalu hangat, mereka akan musnah."
Mengancam ekosistem
Juga di belahan bumi selatan, beberapa jenis kepiting bermigrasi ke perairan lebih dingin. Dampaknya fatal. Kepiting raja yang diteliti Daniela Storch di laboratorium ini, habitatnya makin mendekat ke Kutub Selatan. Seluruh ekosistem di Antartika terancam, karena kepiting raja tidak memiliki musuh alami di sana.
Pakar biologi, Daniela Storch menceritakan: "Dalam beberapa tahun terakhir telah ditemukan kepiting raja di laut dalam kawasan Antartika. Di sana ada spesies lain yang sensitif, yang dapat dijarah oleh kepiting raja--predator puncak, yang akan memusnahkan spesies lain.”
Perubahan iklim -- para peneliti dari Alfred Wegener Institute tidak dapat menghentikannya. Tapi mereka dapat menjamin, bahwa kita dapat memahami dengan lebih baik dan mengambil tindakan penanggulangan. Untuk itulah mereka melakukan penelitian – hari demi hari.