Pementasan Opera Fidelio Karya Beethoven di Bonn
29 Mei 2020Ludwig van Beethoven lahir di Bonn, Jerman 17 Desember 1770 dan meninggal di Wina, Austria 26 Maret 1827. Dia dipandang sebagai komposer yang karyanya paling banyak dimainkan di seluruh dunia.
Komposisinya antara lain sembilan simfoni, 32 sonata piano sonata, satu konser violin, 16 kuartet gesek, sepuluh sonata violin sonata, sepuluh sonata cello, tiga kuartet piano, 12 trio trio, dan satu opera.
Sejak berumur 27 tahun Beethoven sudah mulai mengidap penyakit tuli, dan dua puluh tahun kemudian benar-benar menjadi tuli. Salah satu kejeniusannya adalah dalam masa ketulian ini dia masih produktif dan membuat simfoni Nr. 9 dengan chor/lagu yang terkenal Ode an die Freude atau Ode to Joy.
Sebelum kami menyaksikan opera Fidelio, satu-satunya opera karya Beethoven di Opera House Bonn, kami sempatkan untuk mengunjungi eksposisi Beethoven. Welt. Bürger. Di museum Bundeskunsthaus di Bonn. Di sini diperlihatkan kehidupan Beethoven sejak masa kecil hingga dia menjadi terkenal, mulai dari Bonn hingga kepindahan ke Wina sampai meninggal di sana. Banyak sekali informasi dan keterangan mengenai fase-fase kehidupannya, tentu juga dengan lukisan dan contoh musiknya, serta peninggalan partitur yang asli. Sehingga pameran ini bukan hanya sangat menarik untuk mata tapi juga untuk pendengaran.
Banyak sekali sekarang konser atau pagelaran yang disajikan di seluruh Jerman, juga di Austria. Terutama kota Bonn bangga akan "anak" jenius Jerman, dan Wina juga membanggakan Beethoven sebagai warga Austria pada saat beliau tinggal disana.
Dari semua konser atau opera yang ditayangkan di Jerman, kami memilih menyaksikan opera Fidelio di Opera House Bonn. Opera ini dipentaskan ke panggung di bawah pimpinan stage director Volker Lösch, dengan Beethoven Orchestra Bonn yang dipimpin oleh conductor Dirk Kaftan.
Pementasan ini cukup kontroversial, karena Volker Lösch memanggil dan bekerja sama dengan lima warga Kurdi yang berasal dari Turki. Jadi cerita mengenai Fidelio diubah atau diproyeksi ke masa kini dengan problema Kurdi versus (diktatur) Turki.
Tema politik aktual konflik Kurdi-Turki
Opera Fidelio adalah sumber kekuatan untuk emosi dan utopia, karena semua emosi percaya akan suatu akhir yang membahagiakan, kata penulis dan produser film Jerman, Alexander Kluge. Musik karya Beethoven adalah sumber inspirasi energi untuk perubahan dalam suatu masyarakat, kata Karl Marx.
Dengan musik dan ceritanya Beethoven ingin memengaruhi realitas kehidupan manusia, dan menggugah pendengar sedalam-dalamnya. Dia membuat eksperimen musik dan politik dalam bentuk opera Fidelio. Asal mulanya adalah pertanyaan: Apakah yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai sesuatu ketidakmungkinan?
Leonore adalah perempuan yang berkamuflase dan mengelabui orang dengan menjadi Fidelio, seorang laki-laki, untuk membebaskan suaminya dari bui, suatu penjara yang terjaga sangat ketat. Dengan cara pengelabuan ini dia menumbangkan sistem politik yang tidak adil, sistem diktatur.
Pesan Beethoven: kita harus berani mengorbankan nyawa, bertahan untuk menghadapi cobaan berat. Mengorbankan diri tanpa kehilangan jiwa. Pekerjaan berat ini adalah sesuatu yang konkrit, suatu pertempuran dalam arti literal maupun politis, yang bahkan terkadang menjadi berbahaya untuk kehidupan dan jiwa.
Opera House Bonn mempertunjukkan Fidelio bahkan boleh dikatakan lebih politis dari Beethoven sendiri, dengan memasukkan cerita tahanan politik di Turki. Panggung opera menjadi forum berbicara dan bercerita tentang saudara dan keluarga yang ditahan di Turki. Di antara adegan 1 dan 2, di mana para saksi mengisahkan perjuangan mereka selama di penjara, dan perjuangan untuk membebaskan tahanan politik dari penjara Turki.
Teknik dan cerita yang berkesan
Panggung Opera House di Bonn menunjukkan green screen yang biasanya dipakai dalam set pembuatan film. Dua kamera menunjukkan live keadaan para protagonis yang disorotkan ke layar di latar belakang. Protagonis bercerita mengenai pengalaman mereka, dan penyanyi solo mengumandangkan lagu-lagu. Terkadang di layar juga terlihat potongan film mengenai kekerasan di Turki. Ada juga beberapa video kontemporer artistik yang menggambarkan suasana emosi atau impian para tahanan, misalnya perasaan dapat terbang, atau selalu jatuh kembali.
Dengan set panggung yang modern ini, penonton juga menjadi saksi making of Fidelio yang menggunakan tema politik aktual. Musik Beethoven cerita opera mengajak pendengar untuk membuat refleksi atas masalah politik, dan memberi suata kepada para tahanan.
Opera Fidelio berlangsung 2 jam 45 menit dengan satu kali jeda di antara adegan satu dan dua. Opera ini pertama kali dipentaskan perdana di Wina, Austria, tanggal 10. Nopember 1805. Setelah mengalami perubahan, operanya kembali dipentaskan perdana tanggal 23. Mei 1814 di Wina.
Reaksi terbagi dua
Usai pertunjukan, reaksi penonton boleh dikatakan terbagi dua sisi. Para penonton yang pro bertepuk tangan riuh dan terdengar seruan bravo! Bravo! Bravo! Penonton lain yangg menganggap ini berlebihan meninggalkan ruangan secepat mungkin. Sulit untuk mengatakan apakah pertunjukan ini berhasil mencapai pendengar atau tidak.
Kami sendiri mempunyai perasaan ambigu, artinya di satu pihak mengangkat tema tahanan politisi ke panggung adalah ide yang baik, karena para tahanan jadi tidak dilupakan. Di lain pihak kami tidak begitu setuju dengan menampilkan "hanya" sebagian tahanan politik saja. Di seluruh dunia banyak sekali tahanan politik yang tidak terdengar suaranya, tidak mempunyai lobi yang peduli dengan nasib mereka.
Yang jelas misi opera Fidelio memang sudah sampai ke telinga dan pemikiran kami. Sehingga kami berdiskusi sepanjang perjalanan dalam mobil pulang ke rumah.
Saat itu bulan Januari 2020, sebelum virus corona mencapai Jerman, dan Wuhan masih terasa jauh sekali. Sekarang, Jerman pun dicekam oleh virus ini. Semua pertunjukan yang bertema Perayaan 250 tahun Beethoven di Jerman dihentikan atau dibatalkan, karena sampai akhir Agustus 2020 seluruh pertunjukan besar dilarang untuk dipentaskan, karena penonton akan berkumpul atau berdesakan di dalam ruangan konser atau opera.
Tidak terbayang berapa kerugian yang diderita dan ditanggung oleh masing-masing penyelenggara festival ini, yang rencananya akan berlangsung sampai akhir 2020.
Sehat-sehat saya ucapkan untuk semua pembaca, dan #tinggaldirumahsaja.
*Gratcia Erlemeier-Siahaan adalah guru bahasa Inggris dan Jerman dan seorang pecinta musik klasik.
**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: [email protected]. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp)