Menuju Muslim yang Kaffah Melalui Hijrah
Hijrah tak sekadar tren, namun memberi wajah baru Islam di Indonesia. Monique Rijkers bertemu sejumlah orang yang berhijrah dalam kehidupan masing-masing. Pemaknaannya berbeda-beda, namun ingin menjadi muslim kaffah.
Hijrah Itu Bercadar
Hijrah bagi Yosi adalah memakai cadar sebagai komitmen untuk menjaga sikap dan perbuatan dari diri sendiri. Meski masih baru bercadar, Yosi mengaku tantangan terberat justru datang dari keluarga sendiri. Saat ini Yosi mengurus katering sejak suaminya berhenti sebagai distributor alat musik guna mendapatkan rezeki yang lebih diridhoi Tuhan.
Hijrah Itu Berdakwah
Hijrah bagi Tere Pardede, mantan penyanyi dan sempat menjadi anggota DPR RI ini adalah berdakwah. Masuk Islam (mualaf) dan berjilbab saja tidak cukup. Tere mualaf pada tahun 2000, sejak sebelum menikah di tahun 2003 dan bercerai pada tahun 2012, berjilbab tahun 2017. Tere mengaku belajar berdakwah dan kehidupannya kini fokus pada berdakwah di sejumlah acara termasuk melalui media sosial.
Hijrah Itu Berhenti Merokok
Hijrah bagi Boim adalah berhenti merokok, sesuatu yang sulit ia lakukan. “Tidak merokok, tidak bisa mikir,” ujar Boim yang berprofesi sebagai pengacara. Meski sudah sukses secara duniawi, Boim mengaku sedang berproses menuju hijrah melalui mengikuti kajian-kajian Islam rutin bersama teman-temannya.
Hijrah Itu Berjilbab
Hijrah bagi Icha (kanan) adalah mengenakan jilbab. Saat anak ketiganya meninggal ketika masih bayi, kesedihan yang luar biasa membuat Icha mendekat kepada Allah SWT. Icha pun berjilbab sejak tahun 2009. Hijrah bagi Anna juga mengenakan jilbab, bahkan di kala belum banyak muslimah berjilbab dan menjadi tren, Anna sudah memutuskan berjilbab pada tahun 1999.
Hijrah Itu Stop Maksiat
Hijrah bagi Ical adalah berhenti berbuat maksiat. Titik balik Ical meninggalkan kehidupan dunia yang hedonis terjadi saat ia sakit hampir menemui ajal. Sejak itu ia mulai mendalami agama hingga akhirnya memutuskan berhenti bekerja dari perusahaan besar untuk memulai wirausaha produk herbal Islami. Usahanya ini aktif terlibat dalam kegiatan festival hijrah atau acara Islami lainnya.
Hijrah Itu Taat
Hijrah bagi Memi adalah taat melakukan perintah agama. Sebagai orang yang suka olahraga voli, Memi biasa bercelana pendek. Namun sejak delapan tahun silam Memi sudah bercadar, tanpa pernah melepaskan cadar sekalipun. Kini setiap hari ia sibuk mengelola usaha ayam goreng penyet yang saban Jumat juga disalurkan untuk panti asuhan berbeda-beda lokasi.
Hijrah Itu Mau Sekolah Agama
Hijrah bagi Edo adalah mau sekolah agama untuk memperdalam Islam. Dalam pencarian rohani sejak tahun 2009, Edo mendatangi berbagai pengajian, mengikuti berbagai ustadz guna memenuhi rasa ingin tahu tentang Islam. Dari kehidupan tanpa makna, Edo kini menjalani kehidupan dengan kesadaran akan kehidupan yang abadi setelah kematian.
Hijrah Itu Bisnis Tanpa Hiburan Malam
Hijrah bagi Lutfie adalah menjalani bisnis dengan cara berbeda. Sebagai kontraktor dan konsultan, Lutfie kini tidak lagi mengalokasikan dana hiburan malam untuk klien. Lutfie mengaku, “Untuk rezeki saya, saya berserah pada Yang Maha Kuasa saja.”