Menlu Jerman Kunjungi Aksi Protes di Ukraina
5 Desember 2013Aksi protes di Ukraina menentang politik Presiden Viktor Yanukovych terus berlangsung. Sebelumnya, Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov memperingatkan para demonstran bahwa mereka bisa diajukan ke pengadilan kalau terus menganggu kegiatan pemerintahan.
Aksi protes tersebut meluas setelah Yanukovych menolak perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa karena mendapat tekanan dari Rusia. Tapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan NATO di Brussel hari Rabu (04/12) membantah hal itu. Ia menerangkan, Ukraina adalah negara berdaulat "dan berhak memutuskan untuk meratifikasi atau tidak meratifikasi sebuah dokumen."
Para Menteri Luar Negeri dari Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE hari Kamis (05/12) melakukan konferensi di Kiev. Pertemuan itu diikuti oleh delegasi dari 57 negara, termasuk Amerika Serikat, dan Rusia.
"Pintu Eropa tetap terbuka"
Menlu Jerman Guido Westerwelle tiba di Kiev Selasa malam dan langsung mengunjungi lapangan Maidan yang menjadi pusat aksi protes. Kepada para demonstran ia menegaskan, pintu Eropa tetap terbuka bagi Ukraina dan menambahkan: "Ukraina sebaiknya bergabung dengan Eropa."
Westerwelle tampak berjalan bersama-sama dua tokoh oposisi, yaitu mantan menteri ekonomi Arseny Yatsenyuk dan juara dunia tinju Vitaly Klitschko, yang juga bermukim di Jerman.
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych tidak menghadiri konferensi OSCE di Kiev karena masih berada di Cina. Ukraina dan Cina ingin meningkatkan kerjasama dalam berbagai bidang. Cina sampai saat ini sudah memberi pinjaman senilai 10 miliar dollar bagi Ukraina.
Demonstrasi tandingan pendukung Yanukovych
Di kota Donetsk yang merupakan salah satu kubu pemerintah, sekitar 10.000 pendukung Presiden Yanukovych menggelar demonstrasi tandingan. Rakyat Ukraina terpecah antara kubu yang ingin negaranya bergabung dengan Uni Eropa dan kubu yang ingin Ukraina mendekat ke Rusia. Banyak juga pengusaha Ukraina khawatir, pendekatan ke Eropa akan membuat mereka kehilangan pasar di Rusia.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Yuri Boiko saat ini berada di Rusia untuk membahas hubungan kedua negara, terutama untuk membicarakan soal pasokan gas dan bantuan keuangan. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Boiko mengatakan bahwa sengketa politik di negaranya adalah "masalah dalam negeri". Sementara Medvedev menerangkan, stabilitas dan ketertiban "sangat penting" bagi Ukraina.
Pemerintah Ukraina juga menerangkan, mereka tetap akan membicarakan kerjasama dengan Uni Eropa. Sebelumnya beberapa anggota Uni Eropa menuntut agar Ukraina melakukan reformasi politik dan membebaskan bekas Perdana Menteri Yulia Tymoshenko yang saat ini ditahan. Tapi Ukraina menolak tuntutan itu.
hp/ab (rtr, dpa, afp)