1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Menkes: 238 WNI di Natuna Sehat dan Beraktivitas Normal

3 Februari 2020

Menkes Terawan pastikan 238 WNI yang saat ini menjalani masa observasi di Natuna berada dalam kondisi sehat dan beraktivitas normal. Sementara, 3 WNI yang gagal pulang ke Indonesia disebut terbentur aturan WHO.

https://p.dw.com/p/3XBU7
Petugas medis menyemprot warga negara Indonesia dengan antiseptik saat mereka tiba dari Wuhan di Bandara Hang Nadim di Batam
Foto: Reuters/Antara Foto

Terhitung sejak Minggu (2/2), ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan Cina menjalani 14 hari masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Observasi dijalankan melalui pengamatan kondisi ratusan WNI itu, apakah menampakkan gejala terjangkit virus corona atau tidak.

"Hitungan 14 hari ditentukan berdasarkan rentang masa inkubasi, yakni masuknya virus ke dalam tubuh sampai munculnya gejala. Ini tentang Corona," kata Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, kepada wartawan, Senin (03/02).

Hingga saat ini, para WNI tersebut tidak menunjukkan gejala kena virus corona jenis baru itu. Justru, Achmad Yurianto menegaskan mereka semua adalah orang-orang yang sehat dan lolos pemindaian pemerintah Cina. Namun tetap, mereka harus lulus 14 hari masa observasi.

"Kalau dia kemasukan virus pada saat-saat terakhir masuk pesawat, maka mestinya akan muncul gejala di 14 hari yang akan datang. Tapi kalau dia masuknya sehari sebelum naik pesawat, setidak-tidaknya gejalanya akan muncul di 13 hari. Kalau masuknya 10 hari yang lalu, berarti tinggal 4 hari," kata Yurianto, menjelaskan penentuan 14 hari sebagai rentang terlama antisipasi kemunculan gejala corona, yang tentu saja diharapkan tidak muncul pada para WNI di Natuna.

Total ada 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan ke Natuna. Mereka kini berada di tenda pusat observasi di kawasan Provinsi Kepulauan Riau itu. Gejala virus corona yang diamati adalah batuk, sesak napas, dan peningkatan suhu badan yang tinggi.

"Kalau sampai 14 hari tidak ada satu pun yang menunjukkan gejala itu, berarti semuanya negatif, semuanya tidak ada yang terinfeksi virus. Maka bila mereka pulang ke kampungnya tidak ada alasan untuk ditakuti," kata Yurianto.

Kata Yurianto, tak perlu cek darah yang diterapkan ke ratusan WNI itu. Yang diperlukan adalah cek suhu dan konsultasi lewat obrolan, mendengarkan keluhan mengenai kondisi badan.

"Selebihnya, mereka disuruh bersenang-senang saja, kan orang sehat semua itu," ujarnya.

Apa aktivitas WNI selama masa observasi?

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjelaskan kondisi terkini 238 WNI dari Wuhan di Natuna yang baru saja dibawa pulang karena ada krisis virus corona. Terawan mengatakan kondisi semua WNI sehat dan beraktivitas normal.

Hal itu disampaikan Terawan saar rapat kerja (raker) bersama dengan Komisi IX DPR, di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Terawan menjelaskan menerima laporan langsung dari Natuna terkait kondisi 238 WNI.

"Lalu, pagi ini saya menerima WA dan video dari sana. Saya melihat mereka berolahraga bersama, makan bersama, situasinya terlihat sangat menyenangkan," kata Terawan.

Terawan mengatakan prajurit TNI dan petugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak semua WNI di Natuna berolahraga dan makan bersama. Hal itu menunjukan 238 WNI dalam kondisi sehat.

"Ini terlihat temen-temen dari TNI dan Kemenkes, inilah militer-sipil collaboration mereka bersama-sama mengajak senam, dan ini senam semua, tidak ada yang tidak ikut, itu menunjukkan mereka sehat semua dan mudah-mudahan betah mereka selama 14 hari," ujar Terawan.

"Karena itu hanya di lingkungan militer, saya bisa menjaga disiplin mereka, tidak ada tempat lain yang menurut saya lebih layak," sambungnya.

Terkait warga Natuna, Terawan mengatakan pemuda di Natuna mulai ingin membantu 238 WNI. Namun, Terawan meminta bantuan berupa doa untuk para WNI.

"Kedua saya dapat WA dari aparat di Natuna pemuda Natuna ingin membantu, apa yang bisa dibantu, mereka sudah WA apa yang bisa kita bantu, apa di dapurnya, dan sebagainya. Sementara saya menjawabnya, mohon sementara dibantu doa saja. Saya lebih baik fair apa adanya," sebut Terawan.

Memang sempat terjadi penolakan warga saat 238 WNI tiba di WNI. Terawan menganggap wajar hal tersebut di negara demokrasi dan berjanji akan melakukan sosialisasi kepada warga Natuna.

"Ya butuh proseslah kita nggak bisa mengajak semuanya harus setuju, dan ini di iklim demokrasi sangat baik. Kita akan terus melakukan sosialisasi lagi menjelaskan mungkin bentuknya bukan dengan kata-kata lagi. Tapi dengan gambar, dengan video, dengan apapun yang menjadi kenyataan yang ada di Natuna," imbuhnya.

Tiga WNI gagal pulang

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengungkapkan tiga WNI yang gagal pulang ke Indonesia dari Wuhan karena sakit. Gagal pulangnya tiga WNI yang sakit itu disebut Terawan sesuai dengan ketentuan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Karena declare dari Cina yang berangkat ini 238 ini dinyatakan sehat, dari 245 data yang sebenarnya awalnya ada. (Sebanyak) empat orang mengundurkan diri, tidak mau, karena merasa nyaman di Wuhan-nya, dan mereka membuat surat pernyataan bahwa aman supaya tidak ada syak wasangka," kata Terawan.

Ketiga WNI lainnya dinyatakan sakit oleh otoritas Cina. Terawan mengatakan sakit apa pun yang dialami oleh WNI itu membuat ketiganya dinyatakan tak boleh diberangkatkan.

"Yang tiga tidak lolos proses screening kesehatan oleh pemerintah Cina, karena aturannya apa? Yang sakit tidak boleh diberangkatkan. Entah sakit apa pun, tidak boleh diberangkatkan, mau ibaratnya sakit mata juga tidak boleh," ujar Terawan.

Ketentuan tidak diberangkatkannya tiga WNI ke Indonesia itu, menurut Terawan, sesuai dengan ketentuan WHO. Akhirnya, hanya 238 WNI yang diberangkatkan ke Indonesia.

"Karena itu memang ketentuan dari WHO. Yang sakit tidak boleh berangkat, yaitu ketemu tiga orang. Sehingga yang berangkat diterbangkan 238," imbuh Terawan.

Seperti diketahui, Minggu (02/02) kemarin, 238 WNI tiba di Batam untuk kemudian dikirim ke pusat observasi di Natuna. Jumlah itu lebih sedikit dari rencana evakuasi semula, yakni 245 WNI, karena dikurangi empat WNI yang memilih bertahan di Wuhan dan tiga WNI yang tidak lolos pemindaian pihak Cina. (Ed: gtp/rap)

 

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews