"Menemukan Seseorang merupakan Tugas Tersulit"
Deutsche Welle: Anda telah bekerja lebih dari 30 tahun untuk CIA. Kapan Anda pertama kali mendengar tentang Osama bin Laden?
John McLaughlin: Saya mengenalnya pertengahan tahun 90-an. Kira-kira tahun 1996, kami mengetahui bahwa Osama bin Laden merupakan penyokong dana utama bagi Al Qaida dan aktivitas teroris lainnya. Pada saat itu ia pindah dari Arab Saudi ke Afghanistan, dan saya kala itu sedang menyusun perkiraan bagi pemerintah AS. Di tahun 1997, kami menetapkan Osama bin Laden sebagai ancaman potensial bagi Amerika Serikat. Kemudia terjadi serangan bom terhadap kedutaan (AS) tahun 1998 dan terhadap (kapal perusak) USS Cole tahun 2000 dan kemudian serangan 11 September.
AS tidak berhasil membekuk bin Laden sebelum 11 September 2001. Perubahan apa yang dilakukan dalam aksi memburu bin Laden?
Serangan 11 September merupakan pukulan besar bagi AS, dan pencarian bin Laden ditingkatkan secara signifikan. Sebelum 11 September, bi Laden telah melancarkan beberapa serangan teror. Akan tetapi serangan yang dilancarkan ditujukan pada fasilitas milik AS di luar Amerika Serikat. Pemerintahan Clinton kala itu memang menyikapi dengan serius serangan-serangan tersebut. Akan tetapi saat itu, AS menghadapi banyak persoalan lainnya. Meskipun penangkapan bin Laden merupakan prioritas tinggi, akan tetapi prioritasnya tidak sama seperti setelah serangan 11 September. Setelah 11 September, dinas intelejen mendapatkan investasi lebih banyak dan jumlah staf yang berurusan dengan maslah ini juga ditambah secara dramatis.
Satu momen yang menentukan dalam pencarian bin Laden terjadi di pegunungan Tora Bora, tempat kemana pimpinan Al Qaida melarikan diri setelah serangan militer AS. Kenapa kala itu bin Laden berhasil lolos dari sergapan pasukan AS dan bagaimana reaksi Anda?
Hal ini masih diperdebatkan, apa yang sebenarnya terjadi di Tora Bora. Beberapa teman terdekat saya berpendapat, sebenarnya kita mampu menangkpanya saat itu. Beberapa teman meragukan hal tersebut. Pendapat saya sendiri adalah, medan dan kondisi di sana sangat berat bagi kita untuk memiliki sejumlah besar pasukan di sana untuk memperoleh satu kesempatan emas untuk menangkapnya. Saya tidak tahu pasti, apa yang ada dalam pikiran para komandan militer. Akan tetapi saya tidak begitu yakin seperti beberpa pihak, bahwa kami seharusnya menyerangnya kala itu. Jika saja kami memiliki lebih banyak anggota pasukan di Tora Bora, kesempatan kami lebih besar. Akan tetapi walaupun jumlah pasukan lebih besar, melihat sulitnya medan serta informasi intelejen yang tersedia pada waktu itu, kami juga pasti masih memiliki kesulitan.
Setelah kejadian Tora Bora, apakan persepsi umum bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah menangkap bin Laden benar– hingga tahun lalu saat lokasi Osama bin Laden diketahui dan pada bulan Mei bin Laden berhasil dibunuh?
Saya pikir secara umum memang benar. Antara tahun 2001 dan 2011 berulang kali dilaporkan tentang keberadaan bin Laden dan bagaimana menangkapnya. Kadang kami juga yakin memiliki informasi yang sangat baik, mengenai perkiraan lokasi bin Laden, tapi bukan lokasi yang tepat. Kami terus mencarinya, tapi tidak menemukannya. Lalu kemudian kami mencoret wilayah-wilayah tertentu dari daftar. Pada periode tersebut, pencarian terus memang dilakukan secara intensif. Akan konsentrasi kami ditujukan untuk menghancurkan jaringan Al Qaida, yang mendukung bin Laden. Dengan kata lain: Kami perpandangan, kami terus memburunya, dan kami juga terus melemahkannya serta ancaman serangan teror baru dapat dikurangi secara signifikan, dengan jlan menghancurkan jaringan komunikasi, logistik, tempat persembunyian, penggalangan dan serta pemberi dana. Dengan cara itu, kami ingin mengisolasi bin Laden dan membuatnya dapat terlacak. Dan saya pikir, kami berhasil dengan cara itu.
Kenapa negara adidaya militer seperti Amerika Serikat dengan semua sumber intelijen yang dimilikinya mengalami kesulitan untuk menangkap teroris yang paling dicari di dunia?
Kesulitan terbesar yang dihadapi pihak intelijen adalah untuk menemukan seseorang. Kita bisa menengok masa Perang Dingin. Kala itu kami harus menemukan hal-hal besar di dunia. Kami harus melacak lokasi senjata nuklir Uni Soviet, kapal selam dan pesawat pembom atau divisi tempur di perbatasan Jerman . Dalam perang melawan teror, setelah serangan 11 September, apa yang kami cari adalah sesuatu yang sangat kecil. Seperti satu bom di dalam koper atau seseorang diantara jutaaan orang di satu kota. Ini sangat sulit. Terutama jika orang yang dicari memiliki fasilitas untuk menyamar. Kita ambil contoh: Beberapa tahun lalu, di AS terjadi serangan bom saat Olimpiade Atlanta. Meskipun kami memiliki seluruh akses hukum di negara yang terbuka ini, kami perlu tiga atau empat tahun untuk menangkap orang yang bertanggungjawab. Contoh lain adalah, pada tahun 1993, seorang anggota CIA dibunuh di depan markas besar. Dan kami perlu waktu emapt tahun untuk menangkap sang pembunuh di Pakistan dan membawanya ke AS. Yang penting adalah, berapa lama pun waktu yang dibutuhkan, kami tidak menyerah.
Banyak waktu yang Anda habiskan dalam pencarian bin Laden, tanpa keberhasilan. Bagaimana perasaan Anda ketika Anda meninggalkan CIA di akhir tahun 2004?
Saya merasa sangat baik, karena saya pikir, kami telah melemahkan al Qaida. Tujuan kami adalah melindungi Amerika Serikat dari serangan teror baru. Dan sejak 11 September tidak terjadi lagi serangan teror. Melihat hal ini, kami telah berhasil mencapai tujuan utama kami. Tapi tentu saja, dengan posisi yang saya duduki, kita kecewa tidak berhasil menangkap teroris yang paling dicari. Itulah sebabnya kita semua, termasuk pemimpin CIA saat ini, merasa lega, bahwa operasi ini akhirnya berhasil. Ini merupakan kerja kami selama 15 tahun. Operasi seperti ini memiliki skema, cetak biru yang telah dikembangkan dalam waktu lama, dan petunjuk individu mulai masuk akal. Jadi saya pikir, kami semua sedikit merasa sebagai bagian dari operasi ini.
Tahun lalu, CIA membuat terobosan yang menentukan dalam pencarian bin Laden. Dan walaupun Anda kini tidak di CIA lagi, saya yakin Anda masih memiliki informasi yang cukup untuk memberitahu kami, apa yang yang menuntun AS menuju jejak bin Laden?
Pengetahuan kami tidak banyak dan saya juga tidak tahu banyak untuk memberikan jawaban yang memuaskan. Banyak faktor yang mungkin telah memainkan peran penting dan beberapa darinya masih dirahasiakan. Saya bahkan berpikir bahwa setelah operasi sudah terlalu banyak informasi yang bocor. Yang menentukan mungkin petunjuk yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Tugas intelijen kadang dibandingkan dengan menyusun puzzle, hanya tanpa gambar contoh. Hal ini sama dengan kasus bin Laden. Saat kami mulai mencarinya, kami memiliki potongan-potongan kecil dari puzzle. Hanya kami tidak tahu, apakah potongan ini cocok atau tidak. Lama kelamaan, sedikit-sedikit muncul satu gambar. Menjelang akhir proses ini, kami dapat menambahkan setiap catatan individu dalam gambar ini dan semuanya menjadi berarti. Saya pikir, proses seperti inilah yang menuntun kami kepada persembunyian bin Laden. Anda harus ingat bahwa pemerintah AS juga mengakui tidak 100 persen yakin bahhwa Osama bin Laden berada di sana. Saya pikir, mereka hanya yakin 75 atau 80 persen bahwa bin Laden di sana. Tapi kepastian yang mutlak tidak ada.
Jika kita secara intensif berhadapan dengan seseorang seperti bin Laden, mencarinya, membaca mengenainya, mengetahui kebiasaannya, apakah juga tumbuh semacam hubungan dengan dia?
Saya tidak begitu banyak. Saya harus berspekulasi tentang orang-orang yang saya sebut analis di garis depan, yang bekerja dalam kasus ini. Saya bekerja dalam tingkat yang lebih tinggi dan harus menjaga perhatian ke seluruh dunia, ke Timur Tengah, Asia, Afrika, Amerika Selatan. Terorisme saya tempatkan di agenda utama pribadi saya. Jika saya berbicara mengenai orang yang setiap hari beruursan dengan kasus bin Laden, saya kira, kita tidak memiliki hubungan emosional, tapi tumbuh semacam keintiman dengannya. Kita kan mengumpulkan banyak informasi mengenainya, sehingga menimbulkan perasaan bahwa kita mengenalnya, walaupun informasi terakhir belum didapat untuk dapat memahamiya. Dengan hal ini, orang mendapatkan pperhitungan keputusan untuk memahami di mana mereka berada dan apa yang mereka lakukan. Saya bisa katakan, bahwa orang yang bekerja seperti ini menjadi sedikit terobsesi dengan target. Dan ini dapat dimengerti dan dipahami.
Sikap CIA terhadap 11 September dapat saya ringkas dengan dua kata: kemarahan dan tekad. Marah, karena kami telah gagal untuk mengetahui target serangan al Qaida. Karena kami tahu, mereka ingin melancarkan serangan musim panas itu. Kami memiliki informasi akan rencana serangan. Akan tetapi kami tidak tahu, sasaran serangan. Dan hal lainnya adalah tekad. Kami bertekad bahwa kami tidak akan pernah lagi membiarkan aksi semacam itu dan bahwa kami akan menghancurkan organisasi yang berada di balik aksi tersebut. Siapapun yang bekerja seperti itu mendapat dorongan dari tujuan dan misi.
John McLaughin menjabat sebagai direktur CIA dari Juli sampai September 2004, dan sebagai wakil direktur dari tahun 2000 sampai 2004. Selama 30 tahun karirnya di CIA, McLaughlin telah menjabat berbagai posisi. Pada tahun 2010, menyikapi rencana serangan teror di AS pada tahun 2009, Presiden Barack Obama menunjukknya sebagai kepala tim pakar keamanan nasional. Saat ini Mc Laughlin merupakan profesor tamu di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland.
Interview: Michael Knigge
Editor: Yuniman Farid/Ayu Purwaningsih