Mendalami Sejarah Indonesia untuk Dibagikan dengan Dunia
Sejak kecil Mai Lin Tjoa-Bonatz sudah tertarik dengan budaya dan sejarah Indonesia yang ia kenal melalui ayahnya. Sebagai arkeolog dan pakar seni sejarah, ia ingin agar sejarah Indonesia lebih dikenal dunia.
Pakar sejarah seni dan arkeologi Asia Tenggara
Mai Lin Tjoa-Bonatz ingin agar sejarah Indonesia lebih dikenal di dunia internasional dan ingin menunjukkan, bahwa Indonesia juga memiliki sejarah tua dan beragam seperti Eropa. Selama lebih dari 30 tahun ia melakukan penelitian arkeologi dan sejarah di Indonesia.
Meneliti tradisi Megalitik di Kerinci
Batu-batu besar di Dataran Tinggi Jambi ini dulunya merupakan penanda batas wilayah pemukiman. Bersama tim peneliti dari Jerman, Mai Lin memetakan batu-batu peninggalan zaman megalitik ini, mengukurnya lalu menganalisanya. Beberapa lokasi baru bisa dicapai setelah melalui medan yang sulit ditempuh selama berhari-hari.
Bekerja di laboratorium arkeologi Batu Sangkar
Tidak hanya batu besar, arkeolog juga tertarik dengan potongan-potongan keramik kecil yang lebih sering ditemukan di situs penggalian. Artefak-artefak ini bisa dianalisa di laboratorium untuk menentukan periode pembuatannya serta sisa-sisa makanan apa yang kadang masih menempel.
Penggalian di Dataran Tinggi Minangkabau
Di dekat Batu Sangkar, Sumatra Barat, Mai Lin bersama timnya dari Jerman menemukan sisa-sisa peninggalan pemukiman kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang terkenal sebagai raja Buddha terakhir di Sumatra.
Meneliti emas di Sungai Musi, Palembang
Sejumlah penduduk yang dulunya bekerja sebagai nelayan menggunakan perahu yang sudah dimodifikasi untuk mencari logam berharga dan benda-benda seni yang tersembunyi di pasir sungai. Ketika Mai Lin meneliti disana, seorang penyelam menemukan sebuah kendi Cina berusia 800 tahun dari dalam sungai.
Menulis tentang sejarah Indonesia untuk dunia internasional
Penelitian di lapangan diolah Mai Lin menjadi karya tulis untuk memperkenalkan sejarah Indonesia lebih lanjut kepada negara-negara lain. Banyak karya tulisnya dipublikasikan berupa buku atau sebagai artikel di beragam majalah sains. Emas adalah salah satu tema yang senang ia kaji.
Buku berbahasa Jerman pertama tentang arkeologi Asia Tenggara
Mai Lin Tjoa-Bonatz adalah salah satu editor dari buku "Dalam Bayangan Angkor" yang memperkenalkan proyek-proyek peneliti Jerman di Asia Tenggara. Ini adalah salah satu karya favoritnya. Walaupun judulnya menyebut Angkor, gambar Borobudur dipilih untuk menghiasi sampul buku untuk menunjukkan betapa Asia tenggara begitu kaya akan budaya. (ag/yp)