Mencetak Masker Pelindung Wajah Dengan Printer 3D
18 April 2020Dirk Thelen, 35 tahun, tinggal dekat Heinsberg, salah satu episentrum Covid-19 pertama di Jerman. Di rumahnya dia punya lima mesin cetak 3D. Karena hobinya adalah mencetak figur-figur komik dan superhero, seperti Batman dan Superman.
Sebenarnya Dirk bekerja sebagai koordinator tur dan penjadwalan di sebuah perusahaan transportasi bus. Perusahaannya antara lain melayani antar jemput anak-anak sekolah. Tetapi setelah wabah corona menyebar, perusahaannya berhenti beroperasi. Dirk Thelen pun "dirumahkan”, seperti banyak pekerja lain di seluruh Jerman.
Istrinya yang pertama-tama punya ide untuk membuat masker pelindung wajah. Dia bekerja di rumah lanjut usia. Ketika wabah Covid-19 merebak di Jerman, harga masker pelindung wajah pun meledak, barang itu bahkan menjadi langka di pasaran.
Tiba-tiba jadi produk yang dicari
Dirk lalu memikirkan desain pelindung wajah yang cocok. Kebanyakan orang tua tidak suka memakai masker wajah yang menutupi mulut dan hidung mereka. Jadi dia membuat desain yang lebih mirip helm, dengan plastik pelindung wajah di bagian depan.
Dengan lima mesin cetak 3D, dalam satu hari dia bisa memproduksi 100 masker pelindung khusus ini, yang disebutnya Face Shield. Dia pertama-tama memproduksi masker itu untuk penghuni rumah lanjut usia, di mana istrinya bekerja.
"Terutama orang lanjut usia sangat senang, karena muka mereka tidak tertutup kain yang melekat di wajah”, kata Dirk Thelen. Produksi pertama dia mulai empat minggu lalu. Sekarang, permintaan datang dari mana-mana, dan dia sudah memproduksi 700 Face Shields.
Jadi viral di Facebook
Dirk menceritakan, setelah memberi masker pelindung ke rumah lanjut usia tempat istrinya bekerja, dia membuat beberapa foto lalu menulis sedikit teks dan mengunggahnya di Facebook. Ternyata postingnya sebentar saja menjadi viral. Selain itu, Dirk Thelen juga bergabung dengan komunitas online para pemilik mesin cetak 3D.
Sebuah perusahaan mobil lalu menghubungi Dirk dan memesan Face Shields untuk para pekerjanya. Rumah-rumah lanjut usia lain juga menghubungi dia, ada juga individu. "Seorang wanita lanjut usia menulis pada saya, dia termasuk kelompok risiko tinggi, dan perlu masker pelindung ini untuk pergi ke dokter”, cerita Dirk Thelen.
Sebelum membagikan produknya, Dirk dan istrinya lebih dulu mencoba kenyamanan dan fungsi masker buatannya. "Istri saya memakainya, lalu saya menyemprot dia dengan spray pembersih kaca. Ternyata semua kedap, tidak ada cairan yang tembus pelindung wajah”, katanya.
Dirk Thelen tidak mengambil keuntungan besar dari masker buatannya. Dia hanya menjual beberapa euro saja, untuk membeli bahan-bahan mentahnya. Hanya saja, dia tidak tahu berapa kenaikan tagihan listriknya bulan depan. "Lima mesin cetak 3D itu pasti menggunakan banyak listrik”, katanya.
(hp/rzn)