Theresa May Kembali ke Brussels Untuk Berunding
13 Desember 2018Dari 317 anggota fraksi Partai Konservatif di parlemen Inggris, 200 memberikan suara percaya dan 117 tidak percaya terhadap Theresa May dalam pemungutan suara rahasia Rabu malam (12/12).
Berbicara di Downing Street setelah menang tipis Rabu malam (12/12), Theresa May mengatakan dia akan mendengarkan mereka yang menentangnya dan mencari jaminan hukum soal "backstop" yang jadi sengketa.
"Backstop" adalah jaminan kepada Uni Eropa bahwa Inggris tidak akan menerapkan "perbatasan keras" antara Republik Irlandia, yang anggota Uni Eropa, dan Irlandia Utara, yang merupakan provinsi Inggris. Selama ini, Uni Eropa bersikeras menuntut jaminan itu ketika Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa, dan hal itu tertera dalam kesepakatan Brexit.
"Sejumlah besar kolega memberi suara menentang, dan saya telah mendengarkan apa yang mereka katakan," kata Theresa May. "Sekarang kami harus melanjutkan tugas (merampungkan) proses Brexit bagi rakyat Inggris."
Kembali ke Brussels
Theresa May hari Kamis (13/12) kembali ke Brussels, Belgia, untuk bergabung dengan para pemimpin Uni Eropa yang sedang menggelar pertemuan puncak. Akhir November lalu, pemerintah Inggris dan uni Eropa menyetujui kesepakatan Brexit setelah perundingan alot.
Namun banyak anggota parlemen menyatakan penentangan terhadap kesepakatan itu, juga dari anggota Partai Konservatif sendiri. Theresa May terpaksa membatalkan pemungutan suara tentang kesepakatan Brexit setebal hampir 600 halaman itu di parlemen, karena khawatir mayoritas anggota parlemen akan menolaknya. Pemungutan suara ditunda sampai selambat-lambatnya 21 Januari 2019.
Tapi di Brussels, para pemimpin Uni Eropa berulangkali menegaskan tidak akan melakukan negosiasi ulang tentang kesepakatan Brexit.
UE: Tidak ada negosiasi ulang
"Diskusi di Inggris ... tidak membuat situasi lebih mudah, tetapi kami harus tetap melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari Brexit yang keras," kata Kanselir Austria Sebastian Kurz. Austria saat ini memegang jabatan presiden Uni Eropa yang selalu digilir.
"Jelas bahwa kesepakatan Brexit tidak akan dirundingkan dan diubah lagi, tetapi tentu saja ada cara lain untuk bergerak saling mendekati demi kepentingan kedua belah pihak," kata Sebastian Kurz.
Bagaimanapun, Theresa May harus berusaha mendapatkan sesuatu dari Brussels untuk meyakinkan mayoritas anggota parlemen Inggris agar menyetujui kesepakatan itu bulan Januari nanti. Jika gagal, bukan tidak mungkin PM Inggris itu harus menghadapi Mosi Kepercayaan lagi, kali ini bukan di partainya, melainkan di parlemen.
hp/yf (rtr, afp, ap)