Menangkal Pencemaran Teluk Halong
13 Februari 2013Sebuah teluk di dalam teluk. Itulah teluk Halong yang berada di dalam teluk Tonkin pada perbatasan utara Vietnam dan tenggara Cina. Ribuan pulau kecil batuan kapur dalam berbagai ukuran dan bentuk menghiasi teluk alami yang tercipta 500 juta tahun lalu, dan pada 1994 diterima dalam daftar warisan dunia UNESCO.
Namun dalam 20 tahun terakhir, kondisi pantai utara Vietnam mengalami degradasi yang disebabkan oleh industrialisasi, perkembangan kota, tambang batu bara dan turisme, begitu disebutkan Bank Dunia dan perusahaan konsultasi lingkungan ESSA, yang menelitinya untuk pemerintah propinsi Quang Ninh, Vietnam.
Turisme dan Batu Bara
Ancaman datang dari berbagai arah. Teluk Halong di propinsi Quang Ninh bagai magnet bagi wisatawan. Juga, pertambangan batu bara menjanjikan pekerjaan. Karenanya, arus manusia yang pindah ke kawasan ini terus membesar.
Selain warga lokal, setiap tahunnya ratusan ribu turis datang untuk menikmati alam teluk Halong. Sayangnya hal ini juga menambah beban sampah yang harus ditangani. Perairan teluk yang berarus lemah, menyebabkan sampah yang dibuang ke laut kerap kembali mengotori pantai.
Di samping itu, besarnya kebutuhan energi Vietnam dan negara tetangganya, Cina, mendorong penambangan besar-besaran. Dampaknya tidak kecil. Seluruh permukaan kota Cam Pha, di propinsi Quang Ninh, misalnya, berlapiskan debu hitam, yang merasuk ke dalam makanan dan membuat gigi gemericik ketika bergesekan.
Mengatasi Cemaran Tambang
Bagi Teluk Halong dan sungai-sungai di kawasan itu, limbah dari pertambangan merupakan masalah besar. Limbah tambang biasanya dibuang ke sungai-sungai tanpa proses penyaringan dan akhirnya mengalir ke teluk. Akibatnya, teluk tercemari endapan bijih besi, batu bara dan mangan yang menyebabkan pengasaman air.
"Tak ada kehidupan yang berkembang dalam air yang asam. Di pantai-pantai hanya tumbuh alang-alang yang akarnya dalam. Binatang dan tumbuhan lainnya, mati“, ungkap Norbert Illing dari Ikatan Pertambangan Jerman, LMBV kepada Deutsche Welle.
Langkah-langkah pertama untuk mengatasi pencemaran mulai diambil. Jerman membantu dengan pengetahuan dan pendanaan. Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman, BMBF diminta oleh Vinacomin, perusahaan nasional Vietnam untuk membuat instalasi pembersihan limbah tambang di sungai Vang Dang. Instalasi, yang sudah beroperasi sejak akhir 2012, merupakan proyek pilot.
Kesadaran Lingkungan yang Berkembang
Proyek ini menunjukkan, bahwa warga Vietnam kini menolak perusakan lingkungan demi pertumbuhan ekonomi. "Masyarakat dan pejabat komunal secara sadar mendesak perusahaan agar kegiatannya melindungi alam dan lingkungan hidup“, tutur Illing yang tengah di Vietnam untuk merealisasi proyeknya.
Vietnam telah belajar dari Cina, yang harus membayar mahal, akibat ledakan industrialisasi yang melalaikan perlindungan alam.
Quyen Vu, direktur organisasi perlindungan alam Vietnam "Education for Nature Vietnam", ENV, mulai berkampanye di tahun sembilan puluhan. Melalui iklan radio, cetakan brosur dan ceramah-ceramah di sekolahan dan universitas ia berusaha membangun kesadaran lingkungan dalam masyarakat.
Menurut dia, dalam sepuluh tahun terakhir, kesadaran lingkungan maju pesat di antara kaum muda. Tambahnya, “bahkan di kalangan pemerintah juga ada trend positif“. Di pihak lain, ia masih melihat begitu banyak yang harus dilakukan.
Kemandirian
Seluruh upaya Quyen Vu bertujuan mencerahkan agar masyarakat cakap melindungi alam. "Yang penting adalah bantuan agar rakyat Vietnam bisa mandiri menyelesaikan persoalan lingkungan yang dihadapinya.“
Illing dan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman, LMBV, sejak awal menyesuaikan bantuannya dengan konsep itu. „Sebagian perencanaannya dilakukan bersama sekelompok insinyur Vietnam, " jelas Illing. Ia yakin, bahwa generasi muda Vietnam sudah sangat sadar lingkungan dan ini akan berdampak positif pada perbaikan kondisi hidup dan lingkungan masyarakat.