Manusia Super dari Jepang
Jepang punya sejarah kaya di bidang budaya dan hiburan -- mencakup legenda kuno dan olahraga, hingga komik dan video game populer. Kini tren olahraga "superhuman" atau “manusia super” makin diminati.
Sport dan Teknologi
Dengan memanfaatkan teknologi atau peralatan khusus, Superhuman Sports Society, yang merupakan kelompok periset dan perancang game di Tokyo, telah menyaring 12 olahraga baru sejak proyek ini diluncurkan pada tahun 2015. Permainannya termasuk "Hado”, atau "gerakan gelombang". Adu ketangkasan berteknologi ini makin diminati di Jepang.
Hado atau Gelombang Cahaya
Dalam "Hado", muka pemain dipasangi layar dan tangannya mengenakan sensor untuk menghindari gelombang cahaya, saat mereka menyalakan bola energi satu sama lain di arena virtual. Permainan ini mirip dengan aksi animasi manga "Dragon Ball" dan video game "Street Fighter". Tampak di foto, Junpei Sasaki, penyanyi dan pemain Hado memperagakan gerakan.
Idola Internet
Piyohina, selebriti internet, juga suka bermain Hado. Dia jadi idola dalam game internet. Selain itu ia penyanyi lagu-lagu animasi. Ia mengatakan: "Jika bermain Hado, saya selalu menstimulasikan dalam benaknya cara terbaik dalam memuntahkan bola energi."
Permainan Rock Hand Battle
Dalam permainan "Rock Hand Battle", setiap pemain memakai lengan besar dan mencoba mengetuk batu-batu kecil yang menempel pada "tangan batu" lawan. Noriya Kazami, 25 tahun, seorang kartunis dan seorang penemu "Rock Hand Battle" mengatakan, dia terinspirasi legenda Mitsuishi (Tiga Batu) dan Jejak Tangan Iblis untuk pertarungan ini.
Berdasarkan Legenda
Noriya Kazami juga membuat seri buku komik berdasarkan legenda, di mana setan terikat pada batu dan dipaksa berhenti melecehkan penduduk setempat. Iblis meninggalkan bekas di salah satu bebatuan, yang menjadi "batu karang".
Bubble Jumper
Dalam "Bubble Jumper", pemain berjalan di atas arena pertarungan sambil mengenakan pelindung gelembung karet, menabrakkan diri satu sama lain seperti gerakan pegulat sumo.
Penemu Permainan Bubble Jumper
Bola karet yang dipompa berukuran besar ini jadi pelindung dalam permainan "Bubble Jumper". Ryoichi Ando, 27 tahun, seorang peneliti virtual reality dan seorang penemu "Bubble Jumper", mengatakan, dia merasa dengan mengenakan "bodysuit virtual" yang ditemukan di film fiksi ilmiah kekuatan pemakainya bertambah.
Slide Lift dengan Kursi Roda
"Teknologi dapat meningkatkan dan melengkapi kemampuan manusia," kata Isao Uebayashi, 38 tahun, seorang peneliti ilmu olahraga dan seorang penemu "Slide Lift". "Siapapun bisa melakukan 'drift racing' dengan kursi roda ini," katanya.
Meningkatkan Kemampuan Manusia
Dilengkapi dengan roda khusus, kursi roda yang dibantu motor bisa digerakkan oleh pembalap "Slide Lift" ke segala arah, termasuk di arena balap mobil. "Teknologi memungkinkan peningkatan kemampuan manusia, ujar penemu permainan ini.
Demonstrasikan Permainan
Isao Uebayashi, penemu 'Slide Lift', mendemonstrasikan permainan ini dengan kursi roda motor di Tokyo, Jepang.
Dunia Lain Hado Kart
Sementara, Hado juga bisa dimainkan dengan menggunakan kursi roda. Tomohiro Hamamura, pria berusia 25 tahun ini bekerja di bidang teknologi informasi dan merupakan pemain "Hado Kart". Ia mengatakan: "Ketika saya bermain olahraga ini, saya tidak perlu berpikir secara serius. Saya hanya merasakan adanya dunia lain yang berbeda dari dunia saya, dunia nyata."
Sang Penangkap Burung
Hirohiko Hayakawa, 26 tahun usianya. Pria bergelar Ph.D ini mengontrol drone di depan jaring lawan. Desainer media dan penemu 'ToriTori' ini mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh penangkap burung ("tori tori" dalam bahasa Jepang) dalam novel fiksi klasik Kenji Miyazawa klasik "Night on the Galactic Railroad".
Untuk Semua Orang
Kosuke Sato, 25 tahun. Ph.D jurusan informatika dan penemu permainan "Carry Otto", mengatakan dia ingin menciptakan olahraga yang dapat dinikmati siapapun tanpa memandang usia, jenis kelamin atau cacat tubuh. Carry Otto adalah perangkat roda bermotor dengan kendali yang menarik pengendara yang duduk di atas 'dolly'. Para penunggang 'dolly' berpacu satu sama lain. Ed: ap/vlz (Reuters)