Majelis Tinggi Inggris Setujui RUU Brexit
14 Maret 2017Setelah perselisihan selama berminggu-minggu, Majelis Tinggi Inggris pada hari Senin (13/03) akhirnya memberikan hak kepada pemrintahan Theresa May untuk mempercepat mengatur proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 50 Perjanjian Lisabon. Perjanjian itu mengikat Inggris dalam proses negosiasi yang harus diakhiri setelah dua tahun.
Untuk memulai proses Brexit tersebut, kini pemerintah masih menunggu persetujuan secara formalitas dari Ratu Elizabeth II untuk ditetapkan menjadi dasar hukum.
Pemerintah Inggris dilaporkan ingin segera melakukan proses itu, setelah pertemuan puncak 25 Maret di Roma, bertepatan dengan ulang tahun ke-60 Uni Eropa.
Dalam voting yang berlangsung hari Senin (13/03), 274 anggota House of Lords memilih untuk menyetujui undang-undang perpisahan dari Uni Eropa tersebut. Sementara 118 anggota lainya memilih untuk menolaknya.
Inggris kecam Skotlandia yang ingin gelar referendum
Sementara itu, Perdana Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon menguraikan rencananya untuk mengadakan referendum kedua . Referendum ini menjadi indikasi hambatan yang terbentang di depan dalam proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa.
May mengutuk gagasan referendum Skotlandia, dengan mengatakan sebagian besar warga Skotlandia tidak menginginkannya dan peringatan itu akan menciptakan "ketidakpastian dan perpecahan ".
Dalam referendum Skotlandia yang pertama tahun 2014, 55 persen suara menolak pemisahan dari Inggris. Namun, jajak pendapat menunjukkan, diperkirakan dalam referendum baru, Skotlandia akan mendekatkan diri dengan Uni Eropa.
Dalam referendum pemisahan dari Uni Eropa, 62 persen dari pemilih Skotlandia memilih untuk tetap bersama blok itu, sementara di Inggris hanya 48 persen yang ingin tetap bersama Uni Eropa.
Dari Brussels, Uni Eropa memperingatkan, bahwa Inggris tetap harus membayar tagihan perpisahan dari UE yang jumlahnya tidak sedikit. Diingatkan pula, Inggris akan menghadapi kondisi sulit untuk meninggalkan Uni Eropa, mengingat ketidakpastian perekonomian setelah proses ini berjalan. Banyka kalangan memperkirakan bahwa proses Brexit ini memukul perekonomian Inggris.
ap/hp(dpa/rtr/afp/ap)