Madrid dan Mitos La Bestia Negra
23 April 2014La Decima, atau yang kesepuluh, adalah kata yang akan dirapal di Santiago Bernabeu. Sudah sejak 12 tahun Real Madrid berupaya merebut gelar Liga Champions Eropa. Ratusan juta Euro digelontorkan. Tahun ini menjadi kesempatan terbesar Los Galacticos untuk mewujudkan impian lama itu.
Cuma beberapa kilometer dari stadion Vicente Calderon, di mana Atletico Madrid menjamu Chelsea di babak semi final Liga Champions Eropa, pelatih Carlo Ancelotti sedang menyiapkan pasukannya jelang laga melawan Bayern.
Bayern, lagi-lagi Bayern. Ironisnya ketika Madrid memiliki skuad yang layak, Ronaldo dkk. harus menghadapi momok terbesar di Eropa. Buruknya catatan Madrid kala bertemu Bayern membuat pendukung tim berkostum putih itu menjuluki lawannya di semi final sebagai "La Bestia Negra," atau monster hitam.
Catatan Hitam Real versus Bayern
Bayern München menyingkirkan Madrid di empat dari lima laga semi final Liga Champions Eropa. Terakhir, raksasa Spanyol itu takluk lewat adu penalti di Santiago Bernabeu, 2012 silam.
"Ya Tuhan, kegagalan adalah kata yang buruk," tukas Ancelotti. "Saya tidak bisa mengatakan semi final adalah sebuah keberhasilan. Tujuan utama kami adalah final."
Bayern adalah satu-satunya klub yang mampu membuat Madrid merinding. Dan ketika hasil undian diumumkan bulan lalu, mereka langsung menjual baju kaos bertuliskan "La Bestia Negra," dengan pesan tambahan berbunyi, "auf nach Lissabon" - mari berangkat ke Lisboa.
Ujian buat Madrid diperparah dengan kehadiran Pep Guardiola di bangku kepelatihan Bayern. Pria yang kerap tampil perlente itu bertanggungjawab atas periode paling traumatis dalam sejarah modern Real. Guardila menyabet 16 gelar dibandingkan empat yang dimenangkan Real selama empat tahun melatih Barcelona.
Bayern Lemah di Santiago Bernabeu
Guardiola juga belum terkalahkan dalam enam laga di Santiago Bernabeu. Kendati ia juga merendah, "rekor tak terkalahkan saya dibuat bersama tim lain, dalam situasi berbeda dan waktu yang berbeda pula." ujarnya. "Rekor itu tidak ada hubungannya dengan Bayern."
Guardiola boleh jadi benar. Kendati mencatat rekor luar biasa saat menghadapi Madrid, Bayern punya sejarah kelam di Bernabeu. Dari 10 kali bertandang, tim berjuluk FC Hollywood itu kalah tujuh kali, seri sekali dan menang dua kali. Terlebih Madrid mampu membungkam Bayern dalam empat laga terakhir di kandang.
Satu-satunya kabar baik buat Guardiola adalah bahwa Bayern jarang gagal menyarangkan gol ke gawang Madrid saat bertandang di Santiago Bernabeu. Dan di babak semi final Liga Champions Eropa, gol tandang bisa menjadi perbedaan.
rzn/ab (sid,dpa,UEFA)