Liga Champions: Kubu Jerman Kecewa
4 Oktober 2012Kedua tim kebobolan di menit-menit akhir dan membuat mereka kehilangan kesempatan menang dalam babak penyisihan grup di Liga Champions serta akhirnya ditahan imbang oleh lawan-lawannya.
Meski Manchester City lebih menguasai bola di babak pertama, tapi Dortmund sebenarnya mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mencetak gol.
Manchester City membuka peluang di awal pertandingan dengan Samir Nasri melakukan tembakan untuk menguji kiper Dortmund Roman Weidenfeller, yang juga berulangkali menggagalkan tembakan Sergio Aguero.
Lebih Banyak Peluang
Pada babak kedua, Dortmund lebih banyak menguasai pertandingan, namun mereka gagal memanfaatkan sejumlah peluang. Mario Götze khususnya sangat tidak beruntung saat dua peluang baik dalam hitungan detik diblok oleh kipper Joe Hart.
Sebuah solo run cantik yang dilakukan Marco Reus pada menit 61 yang akhirnya memecah kebuntuan, saat pemain muda Jerman itu merebut bola lepas dan melewati pertahanan Manchester City. Ia melakukan sebuah tembakan yang mengiris masuk ke gawang, meski bola sempat ditepis oleh Joe Hart.
Sebuah kemenangan di kandang juara liga Inggris kelihatan sudah di depan mata. Namun sejumlah peluang emas yang didapat Reus, Ilkay Gündogan dan Robert Lewandowski bisa digagalkan oleh Joe Hart.
Hingga akhirnya pada menit ke-90, Mario Balotelli menyamakan kedudukan bagi Manchester City melalui sebuah tendangan penalti yang berhasil mengecoh kipper Dortmund Weidenfeller yang bergerak ke sisi sebaliknya.
Penalti itu diberikan setelah Neven Subotic melakukan handsball. Keputusan itu menjadi kontroversi dan disambut protes pemain Dortmund. Namun wasit tidak bergeming dan tetap pada keputusannya.
Pada akhir pertandingan, Lewandowski hampir sekali lagi membobol gawang Manchester City, namun peluang emas itu gagal dan skor tetap 1-1 hingga peluit akhir berbunyi.
“Saya telah memberikan selamat kepada tim, mereka telah bermain luar biasa,” kata pelatih Dortmund Jürgen Klopp. “Namun jika anda bermain seperti itu, anda ingin pulang dan membawa tiga angka.”
“Jika anda melihat ke ruang ganti sekarang, yang anda temukan hanyalah wajah-wajah yang kecewa,” kata pencetak gol Marco Reus.
Patah hati di Kandang
Drama di menit-menit akhir juga terjadi di Gelsenkirchen, kandang Schalke. Montpellier mencetak gol lebih dulu pada menit ke 13 melalui pemain depan asal Maroko Karim Ait-Fana.
Pemain Schalke Julian Draxler, yang berulangkali menghadirkan masalah di lini belakang pertahanan kesebelasan asal Prancis itu, akhirnya menyamakan kedudukan pada menit ke-26 memanfaatkan umpan panjang dari Klaas-Jan Huntelaar. Gol itu membuat Draxler (19) menjadi pemain termuda Jerman yang pernah mencetak gol di ajang Liga Champions
Pada menit ke-53 Draxler dijatuhkan di wilayah penalti oleh Garry Bocaly yang akhirnya diberi kartu merah oleh wasit. Huntelaar yang menjadi algojo sukses menjebloskan bola ke gawang Montpellier. Namun insiden itu harus dibayar mahal karena Draxler mengalami retak tangan dan harus ditandu keluar lapangan.
Kubu tuan rumah yang kelihatannya akan memenangkan pertandingan, dikejutkan oleh sebuah gol Montpellier yang dicetak Souleymane Camara di menit 90.
“Kami seharusnya bisa memenangkan pertandingan: sesederhana itu,” kata pelatih Schalke Huub Stevens. Kapten Schalke yakni Benedikt Höwedes menyuarakan pendapat sama. “Ini adalah sebuah pengalaman pahit,” kata dia. “Kami benar-benar bermain baik tapi tidak bisa menang.”
Baik Schalke maupun Dortmund kini berada di urutan kedua pada grup masing-masing yakni B dan D, dengan mengumpulkan empat angka. Sementara kesebelasan Jerman lainnya Bayern München ada di posisi ketiga di Grup F setelah dipermalukan oleh klub Belarusia BATE Borisov dengan skor 3-1.
Richard Connor (AB/ DK)