Liga Arab Lanjutkan Misi Pemantau Suriah
8 Januari 2012Sejumlah warga Suriah menuntut penarikan misi pemantau Liga Arab yang menurut mereka tidak menawarkan perubahan. Yang ada malah gelombang kekerasan baru. Seperti diungkapkan seorang pengunjuk rasa, "Kami ingin menjelaskan kepada Liga Arab bahwa dalam waktu yang mereka habiskan di sini tanpa berbuat apa-apa terhadap pemerintah Suriah, banyak warga Suriah terbunuh. Liga Arab ikut terlibat dalam pertumpahan darah."
Hari Minggu, korban kembali berjatuhan di berbagai penjuru Suriah. Sedikitnya 10 warga sipil tewas di tangan militer, dan 11 tentara tewas dalam bentrokan dengan pasukan desertir. Sementara 9 tentara lagi dilaporkan membelot dan bergabung dengan pemberontak.
Tidak gagal total
Namun negara-negara Arab tidak menyerah begitu saja. Para petinggi yang bertemu di Kairo hari Minggu (8/1) memutuskan untuk melanjutkan misi pemantau. Targetnya tetap untuk menghentikan kekerasan. Kini mereka berencana meminta bantuan teknis dari PBB bagi 163 pemantau yang telah berada di Suriah. Jumlah tenaga pemantau juga rencananya ditambah.
Liga Arab mengakui sejumlah kesalahan yang selama ini menjadi momok kritik. Meski tetap membela misi yang dinilai berhasil mengamankan pelepasan tahanan dan penarikan tank-tank dari kota-kota yang selama ini menjadi pusat kekerasan.
Bantuan PBB
Usai pengeboman yang terjadi untuk kedua kalinya di Damaskus, PBB kembali menyerukan kepada Presiden Bashar al-Assad untuk mundur. Dewan Nasional Suriah (SNC) yang menjadi payung kelompok oposisi termasuk Muslim Brotherhood atau Ikhwanul Muslimin, menilai pengeboman penuh dengan sidik jari rezim di Damaskus. SNC menyatakan upaya bersama Liga Arab dan Dewan Keamanan PBB menjadi langkah awal untuk melindungi warga sipil dan memastikan rezim tidak kembali melancarkan pengeboman atau pembunuhan.
Hingga kini Beijing dan Moskow masih memblokade upaya negara-negara Barat untuk mengambil tindakan atas rezim Assad. Hari Minggu, armada kapal perang Rusia yang dikawal kapal induk berlabuh di pelabuhan Tartus, Suriah. Televisi nasional Suriah menyebut aksi Rusia sebagai bentuk solidaritas bagi sekutu di masa Perang Dingin.
afp/dpa/rtr/Carissa Paramita
Editor: Ayu Purwaningsih