Legenda Coco Chanel
Coco Chanel adalah legenda di dunia mode. Ia berasal dari keluarga miskin dan berhasil jadi figur mengesankan. Namun ia juga sekutu NAZI selama Perang Dunia II. DW mengajak Anda melihat hidup tokoh dunia mode ini.
Tempat dan Waktu Yang Tepat
Apa yang membuat perancang mode dan pendiri merek Chanel itu unik? Menurut kurator pameran Chanel di Hamburg, Angelika Riley, "Chanel mulai dari tingkat sangat rendah kumudian sukses. Mode abad yang ketika itu masih baru menuntut gaya baru, dan ia siap hadapi tantangan itu."
Masa Kecil Menyedihkan
Coco Chanel lahir tahun 1883 sebagai Gabrielle Bonheur Chanel di Perancis. Ibunya seorang pencuci tanpa suami, ayahnya pedagang jalanan yang sering bepergian. Ketika ia berusia 12 tahun, ibunya meninggal, dan ayahnya menempatkannya dan dua saudaranya di rumah yatim-piatu untuk anak perempuan. Ketika meniti karir, Chanel berbohong tentang masa lalunya.
Diva Coco
Ketika berada di rumah yatim-piatu, Chanel belajar menjahit dan mendapat pekerjaan sebagai penjahit ketika berusia 18 tahun. Ia juga bekerja sampingan dengan tampil di kafe. Di masa ini, Gabrielle mulai menggunakan nama panggung Coco.
Semuanya Diawali Topi
Chanel cepat beralih dari musik dan berkonsentrasi pada mode. 1910 ia jadi pembuat topi bersertifikat, dan mulai membuat desain sendiri, yang dijualnya di sebuah butik di Paris, yang bernama Chanel Modes. Karirnya sebagai desainer topi mencuat ketika artis Gabrielle Dorziat memaki topi-topinya dalam pertunjukan. Tiga tahun kemudian, Chanel membuka butik mode pertamanya di Perancis utara.
Melihat Perempuan Aktif
Chanel ciptakan penampilan bagi perempuan baru yang tidak bisa identifikasikan diri dengan perubahan pandangan masyarakat atas peran perempuan. Ia mendesain baju untuk perempuan percaya diri. Rok jadi tambah pendek, dan celana panjang lebih biasa dikenakan. Menurut Riley, Chanel "mendesain mode yang bisa dipakai, elegan dan feminin, yang memungkinkan perempuan bergerak dan bekerja."
Ikon Chanel
Salah satu ciptaan paling terkenal Chanel adalah 'little black dress' (baju kecil hitam). "Ia menciptakan ikon yang menjadi nama sehari-hari. Banyak orang masih mengenalnya. Orang tahu 'little black dress' atau minyak wangi Chanel No 5," kata Riley dan menambahkan, "Coco Chanel tidak hanya membuat mode, ia membuat gaya yang masih dikenal orang."
Mode di Masa Perang
Tapi Chanel bukan sekedar pencipta mode. Ia menyebabkan kontroversi dengan aktivitasnya di masa Perang Dunia (PD) II, keterkaitannya dengan NAZI dan caranya memperlakukan pekerja. Ketika PD II dimulai, Chanel menutup semua tokonya dengan alasan itu bukan saatnya membuat mode. Akibatnya, ribuan pekerja (foto) yang menuntut gaji lebih tinggi kehilangan pekerjaan.
Mempertikaikan Chanel No 5
Di masa PD II Chanel juga meminta pejabat NAZI untuk menyita harta milik mitra bisnisnya yang Yahudi sebagai upaya memperoleh keuntungan sepenuhnya dari parfum karyanya, Chanel No 5. Setelah perang, kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan Chanel mendapat keuntungan besar dari penjualan parfum itu di masa perang. Itu menjadikannya salah satu perempuan terkaya di dunia ketika itu.
Hidup Setelah Perang
Setelah pindah ke Swiss tahun 1945, Chanel pindah ke Paris tahun 1953, dan merintis pembukaan kembali rumah modenya. Tapi koleksi barunya tidak ditanggapi positif warga Paris karena keterlibatannya dengan NAZI. Hanya warga Amerika dan Inggris yang memberi sambutan baik. Chanel meninggal dalam usia 87 di Paris. Banyak foto model dan desainer, seperti Yves Saint Laurent (foto) hadir di pemakamannya.
Legenda Terus Hidup
Tapi legenda ikon mode itu tidak berhenti dengan meninggalnya Chanel. Desainer Jerman Karl Lagerfeld mengambil alih rumah modenya tahun 1983, dan memadukan ide-ide Chanel dalam gayanya. "The House of Chanel adalah rumah mode Perancis kedua tertua, yang masih memproduksi dan tetap terhubung dengan Chanel. Itu jarang terjadi" kata Riley.