Lebanon: 9 Tewas, Ribuan Orang Terluka akibat Ledakan Pager
18 September 2024Sedikitnya sembilan orang tewas dan ribuan orang lainnya terluka setelah ribuan gawai penyeranta pager genggam meledak di seluruh Lebanon pada hari Selasa (17/09), demikian keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon.
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan ledakan tersebut "menewaskan sembilan orang, termasuk seorang anak perempuan."
"Sekitar 2.750 orang terluka... lebih dari 200 di antaranya dalam kondisi kritis," tambahnya.
Hizbullah, milisi di Lebanon yang didukung Iran, menyatakan setidaknya dua anggotanya tewas.
Lebih dari belasan orang lainnya terluka di Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
"14 orang yang kewarganegaraannya tidak diketahui terluka di Damaskus dan sekitarnya setelah pager yang digunakan oleh Hizbullah meledak," kata organisasi tersebut.
Kementerian Luar Negeri Lebanon mengecam apa yang disebutnya sebagai "eskalasi berbahaya dan disengaja oleh Israel."
Namun, Israel belum memberikan komentar mengenai insiden tersebut.
Kementerian Luar Negeri menuduh Israel mengancam untuk "memperluas perang ke Lebanon dalam skala besar."
Hizbullah isyaratkan aksi balasan
Hizbullah menuduh Israel di belakang ledakan pager tersebut. "Kami sepenuhnya menyalahkan musuh Israel atas agresi kriminal ini," kata Hizbullah. Mereka menambahkan bahwa Israel "pasti akan menerima hukuman setimpal" atas agresi ini.
Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa insiden ini merupakan "kebocoran keamanan terbesar" yang dialami kelompok tersebut dalam hampir setahun konflik dengan Israel.
Antara Israel dan Hizbullah telah terjadi saling serang lintas batas hampir setiap hari sejakl serangan teror Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Jalur Gaza.
Menurut kantor berita Jerman DPA, rumah sakit Bahman di Beirut menerima lebih dari 100 orang akibat insiden ledakan pager. Beberapa di antaranya dikabarkan dalam kondisi kritis.
Kementerian Kesehatan Lebanon mendesak semua rumah sakit di seluruh negeri untuk waspada. Kementerian juga menyarankan masyarakat untuk menjauhi gawai yang mungkin berbahaya.
"Kementerian meminta semua warga yang memiliki perangkat komunikasi nirkabel untuk menjauh dari perangkat tersebut hingga kebenaran mengenai apa yang terjadi terungkap," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Iran Mehr melaporkan bahwa Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, termasuk di antara mereka yang terluka.
Milisi Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, Jerman, dan beberapa negara Arab Sunni, sementara Uni Eropa memasukkan sayap bersenjatanya sebagai kelompok teroris. Hizbullah juga beroperasi sebagai partai politik besar di Lebanon.
Alasan Hizbullah menggunakan pager
Pager adalah perangkat telekomunikasi nirkabel yang menerima dan menampilkan pesan. Pager merupakan salah satu perangkat komunikasi seluler kompak pertama yang menjangkau pasar massal, dan meskipun telepon pintar telah menggantikannya, ribuan orang di Lebanon masih menggunakan teknologi ini.
Pager menggunakan frekuensi sendiri dan dianggap lebih dapat diandalkan karena melewati jaringan seluler yang dapat mengalami gangguan, masalah koneksi, atau penyadapan.
Makram Rabah, dosen di departemen sejarah Universitas Amerika di Beirut, mengatakan kepada DW bahwa dia percaya Hizbullah membeli sejumlah besar pager karena jaringan telepon tetap mereka dan bahkan operator ponsel baru-baru ini diretas oleh Israel, yang mendorong mereka menggunakan teknologi yang lebih rendah.
"Dengan melakukan ini, mereka telah terpapar bahaya baru. Dan apa yang terjadi hari ini membuktikan hal itu," katanya.
Analis berspekulasi bahwa rantai pasokan Hizbullah telah disusupi sehingga menyebabkan ledakan simultan ratusan pager Hizbullah. Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "pager yang meledak terkait dengan pengiriman perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh Hizbullah sebanyak 1.000 unit," yang tampaknya "disabotase sejak awal."
Reaksi global
Amerika Serikat mengatakan tidak memiliki pengetahuan tentang insiden tersebut sebelumnya.
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa AS tidak terlibat dalam insiden tersebut, AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya, dan pada saat ini kami sedang mengumpulkan informasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
Ledakan itu terjadi setelah beberapa minggu diplomasi tertutup oleh AS untuk mencegah pembalasan Iran atas pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Juli, yang menurut Iran dilakukan oleh Israel.
"Kami mendesak Iran untuk tidak memanfaatkan insiden apapun untuk menambah ketidakstabilan lebih lanjut dan meningkatkan ketegangan di kawasan," kata Miller kepada wartawan.
Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric mengatakan perkembangan di Lebanon sangat memprihatinkan, terutama mengingat konteks yang "sangat tidak stabil."
"Saya pikir kita tidak bisa mengabaikan risiko eskalasi di Lebanon dan di kawasan ini," tambah Dujarric.
rs/ha/hp (AP, AFP, dpa, Reuters)