Kejahatan dengan Kekerasan Jerman Capai Rekor dalam 15 Tahun
8 April 2024Jerman mencatat adanya peningkatan besar dalam tindak kejahatan dengan kekerasan pada 2023, yang menjadi tahun pertama tanpa pembatasan pandemi. Data tersebut diungkap lewat data statistik kepolisian yang dirilis pada Sabtu (06/04).
Surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, yang mendapatkan akses eksklusif ke data tersebut, mengatakan bahwa tindak kejahatan dengan kekerasan naik menjadi 214.099 kasus (8,6%), menjadikannya rekor dalam 15 tahun terakhir.
Surat kabar itu juga melihat adanya peningkatan hampir 7% dalam kasus-kasus cedera serius dan berbahaya pada tubuh, yakni sebanyak 154.541 kasus. Jumlah tersebut juga merupakan angka tertinggi yang pernah ada.
Kasus-kasus luka tubuh sederhana yang disengaja meningkat 7,4% menjadi 429.157 kasus.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kejahatan meningkat secara keseluruhan, Berlin kota yang paling tidak aman
Secara keseluruhan, jumlah tindak kejahatan yang tercatat di Jerman meningkat menjadi 5,94 juta kasus pada tahun lalu, yakni sebesar 5,5% lebih tinggi dibanding pada 2023 dan 9,3% lebih tinggi dibanding 2019, sebelum pandemi.
Jumlah tersangka tindak kejahatan yang berhasil ditangkap juga naik 7,3% menjadi 2,246 juta orang. Sebanyak 41,3% di antaranya tidak memiliki paspor Jerman.
Dari beberapa orang tanpa kewarganegaraan Jerman yang didakwa, sebanyak 402.514 di antaranya merupakan pengungsi, pencari suaka, dan orang-orang yang masuk ke Jerman secara ilegal.
Pada 2023, pelanggaran masuk tanpa izin meningkat 40% dibanding tahun sebelumnya, menjadi 93.158 kasus. Sementara itu, pelanggaran menetap tanpa izin juga naik menjadi hampir 29%, yakni 187.059 kasus.
Sepertiga dari total tindak kejahatan (sekitar 1,971 juta kasus), merupakan pelanggaran pencurian. Angka ini juga meningkat sebesar 10,7% tahun lalu.
Berlin mencatat adanya kenaikan tindak kejahatan terbesar dalam kasus pencurian dari semua negara bagian di Jerman, dengan peningkatan sebesar 35,2%.
Ibu kota Jerman ini juga menempati posisi teratas sebagai kota paling berbahaya dalam hal tindak kejahatan, diikuti oleh Bremen, Hamburg, dan Sachsen Anhalt. Sementara, Bayern tetap menjadi negara bagian Jerman yang paling aman.
Data statistik kepolisian Jerman mengungkapkan jumlah tindak kejahatan yang tercatat dan diselesaikan setelah dakwaan diajukan, jumlahnya mencapai 58,4%.
Para politisi Jerman ungkap alasan meningkatnya kejahatan di Jerman
Menanggapi naiknya angka tindak kriminal kekerasan di Jerman, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW) Herbert Reul mengatakan bahwa keadaan emosi masyarakat Jerman kini telah berubah.
"Konflik diselesaikan lebih cepat dengan tinju daripada kata-kata. Sumbunya jadi lebih pendek," kata anggota parlemen konservatif itu kepada surat kabar Welt am Sonntag.
Reul juga menggambarkan, bagaimana situasi perang Ukraina dan perang Israel-Hamas di Gaza juga semakin memicu perpecahan di masyarakat. "(Kondisi) ini bagaikan tong bubuk mesiu yang besar," tambahnya.
Jerman juga telah mencatat adanya peningkatan tajam dalam hal antisemitisme dan Islamofobia di negara itu, sejak Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober dan Israel membalas serangan udara dan daratnya di Gaza.
Mempertimbangkan alasan-alasan lainnya, Mendagri Lower Saxony Daniela Behrens mengatakan: "Dapat diasumsikan bahwa peningkatan tindak kejahatan dengan kekerasan ini tidak dapat sepenuhnya dikaitkan dengan efek pascapandemi COVID-19."
Inflasi, peningkatan mobilitas setelah pandemi, dan migrasi menjadi alasan yang lebih masuk akal atas naiknya tindak kejahatan kekerasan di Jerman, kata politisi Sosial Demokrat yang beraliran kiri-tengah tersebut.
(kp/pkp)