Kehadiran Trump di Kenosha Disambut Dukungan dan Penolakan
2 September 2020Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di lokasi protes kebrutalan polisi terhadap pria kulit hitam tak bersenjata jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, pada Selasa (01/09). Ketegangan dan kerusuhan antara pengunjuk rasa dan polisi itu semakin meningkat, saat seorang remaja pendukung Trump berusia 17 tahun dituduh menembak dan menewaskan dua pengunjuk rasa.
Kedatangan Trump di Kenosha disambut oleh pendukungnya dengan mengibarkan bendera Amerika dan ditolak pengunjuk rasa yang melambaikan papan bertuliskan “Black Lives Matter”.
Trump berusaha memposisikan dirinya sebagai pendukung penegakan hukum di Kenosha dan memperkuat kredensial sebagai kandidat capres AS yang menjunjung 'hukum dan ketertiban' dalam pemilihan presiden (pilpres) AS tahun ini.
Kota yang terpolarisasi
Kedatangan Trump diiringi pengamanan dari polisi, termasuk kendaraan lapis baja dan barikade yang dipasang di sepanjang jalan-jalan utama.
Trump mengunjungi tempat-tempat yang terbakar setelah terjadi kerusuhan akibat protes kebrutalan polisi terhadap Jacob Blake pada 23 Agustus lalu.
Trump sempat berbicara kepada pemilik toko furnitur yang telah beroperasi selama beradab-abad dan berusaha menyalahkan kehancuran yang terjadi di Kenosha atas kepemimpnan gubernur dan walikota dari Partai Demokrat, “Mereka hanya tidak ingin kami datang dan kemudian melakukan kehancuran.”
"Para gubernur ini tidak ingin menelepon dan walikota tidak ingin menelepon. Mereka harus bertanya," katanya, mengacu pada tawarannya untuk mengirim penegak hukum federal untuk membantu menangani kerusuhan.
Trump juga sempat berbicara kepada sekelompok pebisnis lokal di Kenosha bahwa pemerintahannya telah menjanjikan US$ 4 juta (Rp 59 miliar) untuk biaya ganti rugi toko dan bangunan yang rusak dan US$ 1 juta (Rp 14,7 miliar) untuk membantu penegakan hukum di Kenosha.
"Ini bukan aksi protes damai tapi benar-benar teror domestik," ujar Trump, menggambarkan kerusuhan yang pecah di kota itu.
Kunjungan Trump akan 'menghalangi penyembuhan kami'
Gubernur Wisconsin dari Partai Demokrat, Tony Evers, yang mengirim pasukan garda nasional ke Kenosha untuk menangani kerusuhan, sebelumnya telah memohon kepada Trump untuk tidak melakukan kunjungan karena khawatir akan memicu ketengangan lebih lanjut.
"Saya khawatir kehadiran Anda hanya akan menghalangi penyembuhan kami," tulis Evers dalam sebuah surat kepada Trump. "Saya khawatir kehadiran Anda hanya akan menunda pekerjaan kami untuk mengatasi perpecahan dan bergerak maju bersama."
Tanggapan Joe Biden
Sementara, capres AS yang akan melawan Trump pada Pilpres November mendatang, Joe Biden, mengatakan bahwa Trump "tidak ingin menenangkan suasana, dia ingin membangkitkan ketegangan, dan dia memicu kekerasan di kota-kota kita. Dia tidak dapat menghentikan kekerasan karena selama bertahun-tahun dia mengobarkannya."
Tim Biden juga mempertimbangkan untuk mengunjungi kota itu, meskipun organisasi hak-hak sipil NAACP menganjurkan pada Selasa (01/09) bahwa tidak ada kandidat yang boleh melakukan kunjungan itu.
Kedatangan Trump disebut semakin memicu kemarahan di Kenosha, saat Trump menolak untuk mengecam insiden penembakan terhadap pengunjuk rasa oleh seorang remaja pendukungnya berusia 17 tahun. Dalam konferensi persnya Senin (31/08), Trump justru tampak membelanya.
"Dia (remaja tersebut) mencoba menjauh dari mereka (pemrotes), saya kira, sepertinya begitu, dan dia jatuh. Dan kemudian mereka menyerangnya dengan sangat kejam," jelas Trump.
pkp / dj (AFP, AP, Reuters)