Kunjungan Presiden Pakistan Zardari ke Eropa
2 Agustus 2010Harian Inggris Independent menulis:
Kunjungan Presiden Pakistan ke Inggris mulai hari Selasa (03/08) dibayangi oleh pernyataan kritis PM David Cameron. Cameron secara terbuka mengkritik hubungan khusus kelompok tertentu di Pakistan dengan Taliban di Afghanistan. Memang sudah seharusnya PM Cameron menyinggung masalah ini, yang sudah lama menggusarkan dinas rahasia Inggris dan Amerika Serikat. Namun dalam pertemuan dengan presiden Asif Ali Zardari, Cameron sebaiknya menyampaikan kritiknya dalam versi yang lebih bernuansa. Karena protes yang muncul di Pakistan sangat nyaring dan banyak yang menuntut agar Zardari membatalkan kunjungannya ke Inggris. Jadi Cameron harus bisa menghargai, bahwa tamunya tetap berangkat ke Eropa. Kita tidak boleh menganggap remeh peran penting Pakistan secara geografis dan strategis dalam perang melawan ekstremisme Islam.
Sebelum ke Ingris, Zardari berkunjung ke Paris. Harian Perancis Le Figaro berkomentar:
Hubungan antara dan dinas rahasia Pakistan dan kelompok Taliban di Afghanistan tidak pernah terputus. Pakistan memang memainkan peran ganda, karena sudah jelas bahwa pasukan koalisi di bawah pimpinan Amerika Serikat suatu hari akan ditarik mundur dari Afghanistan. Jadi negara itu nantinya harus berunding dengan tetangganya. Kunjungan Presiden Pakistan Ali Zardari ke Eropa dibayangi polemik tentang publikasi dokumen rahasia militer Amerika Serikat. Kunjungan ini hendaknya digunakan untuk mendukung stabilitas di Pakistan. Sebagai adidaya atom, negara ini memainkan peran menentukan di kawasan sekitarnya.
Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung menyoroti pembatalan kunjungan delegasi dinas rahasia Pakistan ke Inggris dan menulis:
Pembatalan kunjungan ke Inggris adalah keputusan yang tepat. Apa yang bisa disampaikan para perwira dinas rahasia Pakistan kepada kolega Inggrisnya? Tentu mereka pada akhirnya harus berbohong. Sekalipun demikian, bukan artinya segala bentuk kerjasama dengan Pakistan adalah hal yang salah. Namun dalam berhubungan dengan pihak resmi di Pakistan, perlu ada penilaian yang lebih realistis. Sebab ada kalangan penting di Pakistan yang percaya, mendukung Taliban berarti membela kepentingan nasional. Padahal berbagai aksi teror di Pakistan seharusnya bisa membuka mata mereka.
Harian Spanyol ABC menyoroti krisis politik di Italia dan menulis:
Keretakan antara Perdana Menteri Silvio Berlusconi dan aliansi politiknya Gianfranco Fini sudah diduga sebelumnya. Kedua politisi tidak punya pijakan ideologi yang sama. Fini dulu berhaluan fasisme lalu bergerak lebih ke tengah, tapi ingin menjaga jarak dari Berlusconi. Sedangkan Berlusconi terutama ingin melindungi perusahaannya. Pemilihan umum baru tidak memberi solusi. Sekalipun mendapat dukungan warga Italia, Berlusconi tidak melakukan langkah apapun untuk pembaruan politik. Sedangkan kubu kiri juga tidak lebih baik, seperti terlihat dalam pemerintahan Romano Prodi. Fini tidak bisa dipercaya, karena orang tidak tahu, apa yang ada dalam pikirannya.
Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Purwaningsih