150808 Türkei Afrika
18 Agustus 2008Pertemuan puncak kerjasama Turki-Afrika yang pertama berlangsung di Istanbul pekan ini, diikuti oleh 53 negara. Lewat KTT Turki-Afrika, Turki berencana mendongkrak keunggulan negaranya di sektor produksi, investasi, teknologi, inovasi, keuangan, energi dan turisme.
Pimpinan kerjasama pembangunan Turki TIKA, Musa Kulaklikaya mengemukakan Turki tertarik pada Afrika sejak tahun 2000 dan pertemuan di Istanbul kali ini merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan kerjasama: “Pertemuan para kepala negara dan pemerintahan yang juga didukung pertemuan paralel yang diiikuti oleh para pebisnis, akan menjadi kesempatan baik untuk meningkatakn hubungan antara Turki dengan Afrika dan untuk menggali lebih jauh kerjasama diantara keduanya.”
Berbicara tentang pentingnya Afrika bagi negara-negara yang sedang naik daun pertumbuhan ekonominya, China dan India, Kulaklikaya menggarisbawahi keuntungan Turki dalam mendapatkan tempat bagi penanaman modal di Afrika: "Dengan keuntungan tak memiliki problem sejarah dengan Afrika atau tak menjadi bagian dari tradisi kolonisasi di afrika, kami memutuskan mengadakan pertemuan ini untuk membantu Afrika memecahkan masalah-masalah mereka, menggunakan potensinya sebagai figur politik, mengidentifikasi kerjasama ekonomi dan juga membangun kerjasama kebudayaan diantara rakyat kami."
Untuk mempromosikan lebih lanjut hubungan Turki dengan negara-negara Afrika, Menteri Luar Negeri Turki memutuskan untuk menambah misi-misi diplomatik lintas benua, dengan membuka 15 kedutaan besar baru dan satu kantor konsulat di negara-negara Sub Sahara. Kulaklikaya mengemukakan eksistensi Turki di Afrika semakin diakui: "Kantor kami terdapat di 17 negara-negara Afrika. Namun dengan kontribusi pihak-pihak lain, maka dukungan Turki bisa dilihat di lebih 30 negara Afrika."
Inisiatif membuka kantor-kantor di Afrika sudah dilakukan sejak tahun 1998 dan ditujukan untuk meningkatkan hubungan Turki dengan negara-negara Afrika dalam bidang politik, ekonomi, komersial, militer dan budaya. Selda Ozdenoglu, pakar Afrika berujar Turki tak dapat menutup mata pada Afrika: "Tentu saja Afrika sangat penting bagi Turki. Hingga kini belum ada hubungan permanen yang dibangun. Semenjak Afrika menjadi benua yang penting di muka bumi, dan Turki memainkan peran yang penting pula di tatanan internasional, tak mungkin bagi Turki untuk tak menaruh ketertarikan pada Afrika. Akan jauh lebih baik bila telah ada hubungan baik yang permanen diantara keduanya."
Ozdenoglu berpendapat bahwa ketertarikan Turki di Afrika tak sekedar "memecut kuda mati" : "Saya rasa apa yang membedakan Turki dari negara-negara barat lain adalah bahwa kita mendasarkan hubungan dengan win-win startegy. Prinsip hubungan timbal baik sangat penting bagi kami. Namun, ya, Afrika telah menjadi pusat perhatian para penanam modal Turki."
Turki menargetkan volume perdagangan sebesar 30 milyar US dollar dalam bisnis dengan Afrika, hingga akhir tahun 2010. Disamping itu, Istanbul Summit, yang dibuka oleh Presiden Turki Abdullah Gül akan menjadi kesempatan berharga bagi Turki untuk meraup dukungan bagi pencalonan Turki menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB kurun waktu 2009-2010.(ap)