Krisis Pemerintahan di Ukraina
9 September 2005Setelah terjadinya krisis ini berakhir, Presiden Viktor Yushchenko tidak dapat lagi berharap untuk maju pada pemilihan Parlemen pada Maret 2006 mendatang dengan koalisi yang mantap. Perdana Menteri Yulia Timoshenko yang diberhentikan, pasti akan memisahkan diri dan sebetulnya melemahkan posisi Yushchenko sendiri. Dalam kasus seperti ini, pengaruh sekecil apapun dari luar akan punya arti besar. Pengumuman pihak oposisi Ukraina untuk melakukan tindakan balasan dengan bantuan Rusia terhadap Yushchenko, bukan lagi merupakan hal yang absurd.
Tokoh Revolusi Oranye di Ukraina telah merusak repustasinya sendiri. Demikian judul komentar harian Basler Zeitung yang terbit di Jenewa, Swiss. Kami kutip:
"Sebagai Perdana Menteri, Yulia Timoshenko bersikap populis. Para pahlawan revolusi itu ikut menyebabkan sendiri kemerosotan pamor mereka. Presiden Yushchenko sendiri mengabaikan beberapa petunjuk bahwa orang kepercayaanya itu menyalahgunakan jabatannya. Sekarang Yushchenko berbicara tentang pemerintahan yang diberhentikan itu seolah-olah tidak pernah berurusan dengan mereka. Hal ini membuat kredibilitas Yushchenko pada pemilihan umum Ukraina tahun depan menurun. Amat menyedihkan karena para tokoh Revolusi Oranye itu telah merusak citranya sendiri padahal misi menjatuhkan rezim Kuchma sebelumnya belum tuntas."
Harian Italia Corriere Della Serra yang terbit di Milano, Italia menulis tajuk dengan komentar bahwa Ukraina tak henti hentinya menghadapi masalah yang sama. Kami kutip:
"Mimpi Ukraina untuk memiliki pemerintahan yang jujur dan dapat memajukan negara itu nampaknya hanya bertahan beberapa bulan saja. Tokoh-tokoh utama Revolusi Oranye di lapangan utama kota Kiev itu dulu menjanjikan masa depan yang lebih baik, namun kini mereka saling cekcok. Presiden Viktor Yushchenko memberhentikan Perdana Menteri Yulia Timoshenko yang korup. Tokoh wanita itu terkenal dengan perjuangan memerangi rezim presiden Leonid Kuchma. Sekarang, pemerintahan Ukraina bubar karena tuduhan yang sama seperti yang dilancarkan kepada musuh mereka bulan Desember lalu."
Aksi Presiden Yushenko memberhentikan perdana menetri yang juga tokoh Revolusi Oranye dapat menghambat pembaruan pada negara Belarusia. Demikian tajuk yang ditulis harian The New York Times yang terbit di Amerika. Kami baca:
"Dengan begitu, berakhirlah Revoulsi Oranye, setidaknya pada babak pertama. Setelah pertengkaran beberapa bulan, akhirnya Presiden Yushenko memberhentikan perdana menterinya yang karismatik dan mencalonkan perdana menteri baru pilihannya. Sedangkan PM Yulia Timoshenko yang digeser itu belum menanggapinya.Tapi ia pasti akan melakukannya. Pidatonya yang berapi-api dan kehadirannya yang kuat merupakan faktor penting dari kebangkitan nasional Ukraina yang akhirnya membawa Presiden Yushchenko ke tampuk pemerintahan pada musim gugur lalu. Tampaknya hampir pasti bahwa dengan senjata itulah yang nantinya akan digunakan Timoshenko menghadapi Presiden Yushchenko dan pemerintahan barunya dalam pemilihan parlemen pada Maret mendatang. Bila ini terjadi, maka ini merupakan pukulan bagi harapan masa depan Ukraina, bagi tokoh-tokoh pembaruan Belarusia dan negara negara bekas Uni Soviet lainnya."