1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis di Libanon

28 Juli 2006

Pers internasional tetap didominasi tema krisis di Libanon. Skandal doping baru di turnamen balap sepeda Tour de France juga jadi berita utama.

https://p.dw.com/p/CPJZ
Foto: AP

Harian Perancis 'Le Monde' menyoroti kegagalan konferensi Roma. Harian ini menulis:

„Hanya gencatan senjata yang bisa menghindari kejatuhan Libanon. Sangat mudah memulai perang, tapi sangat sulit mengakhirinya. Hisbullah dan Israel saling menandingi dengan kegiatan perang baru. Hanya masyarakat internasional yang bisa mencari jalan keluar. Tapi di Roma, masyarakat internasional gagal. Mereka seahrusnya mendengar seruan Libanon.“

Harian Inggris ‚Times’ menilai, posisi Perdana Menteri Israel Ehud Olmert memang sulit. Harian ini menulis:

„Olmert tentu saja sadar, Israel menghadapi perang di banyak front. Yang pertama perang melawan Hisbullah di Libanon. Yang kedua, ini malah pertarungan yang lebih sengit, merebut dukungan opini publik. Hasil perang dikedua front berbeda. Secara militer Israel cukup berhasil. Tapi diluar negeri, Israel digambarkan sebagai penyerang yang brutal, gambaran yang tidak selalu adil.“

Kelompok teroris Al Kaeda juga mulai bersuara sehubungan dengan konflik di Libanon. Wakil pemimpin al Kaeda, Ayman al Sahawiri, muncul di televisi dengan seruan mendukung Libanon. Harian Italia ‚Corriere della Serra’ berpendapat, Al Kaeda merasa tersaingi popularitasnya oleh Hisbullah. Harian ini berkomentar:

„Pimpinan Al Kaeda tidak senang ada pesaing. Mereka juga sadar, ada bahaya para pejuang Libanon menyaingi popularitas Al Kaeda. Hisbullah tidak hanya berhasil menunjukkan perlawanan gigih kepada militer Israel, melainkan juga berhasil membom kota-kota di Israel. Hisbullah sekarang dianggap sebagai satu-satunya lawan bagi kubu zionis. Bahkan pimpinan Hisbullah Hasan Nasrallah mulai dbandingkan dengan pimpinan Mesir dulu, Gamal Abdul Nasser. Jadi al Kaeda mulai bersuara, supaya organisasi ini tidak tertinggal oleh peristiwa-peristiwa aktual.“

Tema lain yang jadi berita utama adalah hasil positif tes doping di Tour de France. Menurut tes pertama, Flloyd Landis, yang menjuarai turnamen ini secara sensasional, ternyata melakukan doping. Harian Perancis ‚Liberation’ berkomentar:

„Skandal Landis merusak semuanya. Ini lagi-lagi menunjukkan, kalangan balap sepeda internasional memang sedang sakit parah. Kecuali beberapa pembalap yang bersih, hampir semua pembalap terbius. Fenomena ini sudah demikian luas, sehingga olahraga balap sepeda sudah seperti show gulat bebas. Semuanya hanya pertunjukkan, yang kelihatan seperti olahraga.“