Korut Terus Gertak Amerika
22 Desember 2014Retorika semacam itu merupakan propaganda yang sering dilontarkan Korea Utara terhadap lawannya, terutama terhadap Amerika Serikat. Tapi sekarang ancaman itu memiliki bobot berbeda. Pasalnya, ancaman dilontarkan setelah aksi peretasaan terhadap Sony Pictures terkait film komedi The Interview yang terpaksa dibatalkan jadwal tayangnya.
Presiden Barack Obama dalam pidatonya secara eksplisit menuduh Korea Utara yang melancarkan serangan siber terhadap perusahaan asal Jepang Sony. FBI sebelumnya memastikan pelaku peretasan berasal dari Pyongyang. "Saya pikir ini bukan perang siber, tapi sejenis vandalisme siber yang ongkosnya amat mahal. Kami menanggapinya dengan serius dan akan merespons secara proporsional". ujar Obama dalam pidato situasi nasional yang dipancarluaskan CNN.
Akan tetapi untuk bertindak secara proporsional menanggapi serangan hacker sekelas itu, Amerika Serikat tidak bisa bertindak sendirian. Cina dan Rusia, dua mitra penting Korea Utara harus dirangkul untuk bekerja sama. Masalahnya jadi rumit, karena saat ini Amerika sedang terlibat konflik gawat dengan Rusia dan sengketa dengan Cina. Walau begitu, Washington berusaha mendekati Beijing untuk membujuknya menjadi mediator.
Cina Kecam Serangan Siber
Beijing mengecam segala bentuk serangan siber sebagai reaksi dari aksi peretas yang mengobrak-abrik Sony Pictures gara-gara film parodi The Interview. Tapi Beijing tidak secara eksplisit menyebut Korea Utara.
Menteri luar negeri Cina Wang Yi dalam pembicaraan telefon dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry hanya menegaskan, "Cina mengecam negara atau individu yang menyalahgunakan fasilitas milik negara lain untuk melakukan serangan siber terhadap negara ketiga". Cina merupakan mitra terpenting Korea Utara dan berulangkali dituding oleh AS melakukan aksi spionase siber.
Pyongyang sejauh ini tetap membantah bertanggung jawab atas serangan peretas itu. "Kami tidak tahu siapa para peretas itu. Mungkin mereka simpatisan Korea Utara", ujar pernyataan pemerintah lewat kantor berita resmi KCNA.
Jepang juga mengecam serangan siber terhadap sebuah perusahaannya itu. Tapi menteri sekretaris kabinet Yoshihide Suga tidak menyebut Korea Utara secara langsung. Suga menekankan, pihaknya terus menjalin kontak dengan Amerika Serikat dan mendukung tindakan Washington.
Serangan peretas terhadap Sony Pictures menyebabkan dibatalkannya jadwal tayang perdana film The Interview sebuah komedi tentang rencana CIA untuk membunuh pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un saat dilakukannya wawancara oleh dua wartawan barat. Hollywood juga menyebutkan, tidak akan mengedarkan film bersangkutan.
as/ml (rtr,afp,ap)