Koridor Ekonomi Cina Picu Protes Massal di Pakistan
19 Agustus 2024Bulan Juni lalu, media-media Cina melaporkan betapa bandara internasional yang dibangun perusahaan Tiongkok sudah siap untuk diresmikan di Gwadar, kota pelabuhan di provinsi Balochistan yang bergolak di Pakistan.
Menurut kabar yang beredar, bandara tersebut akan segera diserahkan kepada pemerintah setempat tahun ini.
New Gwadar International Airport merupakan bagian dari proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan, CPEC, kumpulan proyek infrastruktur dan jalur dagang milik Cina yang dikenal sebagai Inisiatif Sabuk dan Jalan, BRI.
Meski diyakini akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, banyak penduduk di Gwadar menentang pembangunan bandara baru.
Sejak beberapa hari terakhir, suku mayoritas Baloch menggalang protes besar-besaran terhadap apa yang mereka anggap sebagai eksploitasi sumber daya alam yang tidak adil.
Protes massal di Balochistan
Adalah Komite Baloch Yakjehti, BYC, sebuah kelompok hak advokasi etnis Baloch, yang memobilisasi warga dan menggelar demonstrasi besar-besaran di seluruh Balochistan.
Mahrang Baloch, ketua BYC, mengatakan kepada DW bahwa mereka mengorganisir "gerakan melawan genosida terhadap etnis Baloch," ujarnya, sembari menuduh otoritas Pakistan melakukan ribuan penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.
"Cina atau negara lain yang berinvestasi di Balochistan terlibat langsung dalam genosida etnis Baloch. Penghilangan paksa dan pemindahan paksa di wilayah pesisir Makran sangat besar. Mereka menjarah sumber daya kami tanpa keuntungan bagi masyarakat Baloch setempat," katanya.
Namun, militer Pakistan melabeli BYC sebagai „kelompok proksi" untuk organisasi teroris dan mafia kriminal.
"Strategi mereka adalah mengumpulkan massa dengan dana asing, memicu keresahan di antara masyarakat, menantang otoritas pemerintah melalui pelemparan batu, vandalisme, dan mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal," kata Ahmed Sharif Chaudhry, kepala sayap media militer, kepada wartawan minggu lalu.
"Namun ketika negara mengambil tindakan, mereka memosisikan diri sebagai korban yang tidak bersalah," tambahnya.
Peran penting Gwadar dalam CPEC
Cina mencanangkan proyek CPEC pada tahun 2015 dengan tujuan untuk memperluas hubungan dagang dan memperdalam pengaruhnya di Pakistan, serta di seluruh Asia Tengah dan Selatan.
Ide di balik proyek ini adalah untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di bagian barat Cina dengan laut melalui Pakistan.
Jalur tersebut akan memperpendek rute perdagangan bagi Cina dan membantu menghindari titik rawan Selat Malaka yang kontroversial, jalur air sempit antara Malaysia dan Sumatra yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.
Sementara itu, Pakistan akan diuntungkan dari peningkatan perdagangan, infrastruktur, dan industri di sepanjang koridor sepanjang 2.000 kilometer, yang semuanya dibiayai oleh Beijing.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Gwadar, kota nelayan kecil di Balochistan, memainkan peran penting dalam proyek ini. Kota ini dipilih untuk menghubungkan koridor tersebut dengan jaringan pelayaran global. Gwadar terletak dekat dengan Selat Hormuz dan perbatasan Iran.
Pelabuhan laut dalam di Gwadar rampung dibangun pada tahun 2007 dan diserahkan kepada perusahaan operator Cina pada tahun 2013.
Pelabuhan ini akan diintegrasikan ke dalam zona ekonomi khusus baru yang akan mengubah Gwadar menjadi pusat perdagangan baru di tepi Laut Arab
Situasi keamanan 'tidak stabil'
Meski menjadi tujuan investasi Cina, Balochistan tetap menjadi provinsi termiskin dan berpenduduk paling sedikit di Pakistan.
Selama beberapa dekade terakhir, kelompok pemberontak melancarkan perlawanan separatisme. Mereka menuduh bahwa Islamabad dan pemerintah provinsi Punjab yang lebih kaya telah mengeksploitasi sumber daya Balochistan secara tidak adil.
Islamabad selama ini mencoba mengakhiri pemberontakan tersebut secara militer.
Kelompok hak asasi manusia mengkritik tajam tindakan otoritas Pakistan di provinsi tersebut. Ada banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang serius yang dilakukan oleh militer dan badan intelijen negara.
Suku etnis Baloch khawatir bahwa investasi Cina di Gwadar akan turut mengeksploitasi sumber daya alam. Sebabnya, kelompok separatis Baloch juga menargetkan proyek dan tenaga kerja Cina yang terlibat dalam pembangunan CPEC.
Situasi keamanan di Balochistan tetap mengkhawatirkan, dengan 248 insiden terkait terorisme dilaporkan dalam tujuh bulan pertama tahun ini, menurut South Asia Terrorism Portal.
Qamar Cheema, seorang analis pertahanan, menggambarkan situasi keamanan provinsi tersebut sebagai "tidak stabil," mengutip serangan militan yang merajalela terhadap instalasi militer.
"Untuk menanggulangi situasi ini, di mana Beijing telah berinvestasi besar-besaran, perlu ada perdamaian dan stabilitas, dan negara harus bertindak untuk mengendalikan situasi," katanya kepada DW.
Antipati etnis Baloch
Sejumlah analis meyakini, protes massal baru-baru ini di Balochistan menyoroti meningkatnya ketidakpuasan di kalangan penduduk setempat.
"Keterlibatan Cina tidak mempertimbangkan secara memadai ketegangan yang sudah ada sebelumnya di Gwadar antara warga Baloch dan pemerintah Pakistan. Akibatnya, Beijing terjerat dalam konflik antara warga Baloch dan Islamabad," kata Malik Siraj Akbar, seorang analis politik, kepada DW.
Kiyya Baloch, seorang jurnalis dan komentator yang telah meliput Balochistan secara luas, mengatakan kepada DW bahwa gerakan Baloch terbaru yang dipimpin BYC menentang kebijakan Beijing dan Islamabad terhadap Gwadar.
"Satu dekade setelah peluncuran CPEC, janji untuk mengubah Gwadar menjadi kota yang mirip dengan Shenzhen, Hong Kong, atau Dubai belum terpenuhi," katanya.
Baloch menambahkan bahwa protes tersebut "unik," mengacu pada jumlah perempuan yang ikut serta dalam protes tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Belum pernah sebelumnya begitu banyak perempuan turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka, tidak hanya di Balochistan tetapi di seluruh wilayah ini."
(rzn/hp)