Korban Cuaca Ekstrem Eropa Terus Bertambah
5 Februari 2012Kaum tunawisma menjadi yang paling menderita akibat cuaca ekstrem di Eropa. Dua gelandangan ditemukan mati beku hari Minggu (5/2) di Perancis. Jumlah korban tewas di banyak negara dilaporkan sedikitnya 307 orang. Dengan suhu terendah mencapai minus 40 derajat Celsius, musim dingin yang menggigit juga terus menelan korban di Italia, Ukraina dan Serbia.
Helikopter digunakan di Bosnia untuk mengevakuasi warga yang sakit atau mengirimkan bahan pangan ke ribuan warga. Ibukota Sarajevo resmi berada dalam keadaan darurat sejak Jumat (3/2) malam.
Roma tidak siap
Paus Benediktus XVI harus mengenakan mantel panjang untuk memberkati para peziarah yang mengunjungi basilika Santo Petrus. "Saljunya indah, tapi mari berharap musim semi segera datang," ujarnya. Hari Sabtu (4/2) ibukota Italia, Roma, dilanda badai salju terbesar sejak tahun 1986. Sekolah-sekolah dan kantor pemerintah tutup hingga hari Selasa (7/2). Warga yang tidak dapat keluar rumah mulai mengkhawatirkan kekurangan pangan.
Warga Roma juga mengeluhkan kurang cekatannya pemerintah. Bahkan ada yang harus menggergaji sendiri pohon yang rubuh di depan rumahnya. Walikota Gianni Alemanno menyatakan tidak bersedia membeli peralatan bernilai jutaan Euro yang tidak akan dipakai lagi untuk berdekade lamanya. Meski pemerintah kota membagikan 2.350 sekop gratis. Total korban tewas di Italia mencapai 17 orang, dengan ditemukannya jasad 3 tunawisma dan 2 warga lainnya yang terkena serangan jantung saat menyekop salju.
Sembilan orang lagi tewas di Ukraina yang paling parah terkena cuaca dingin. Jumlah korban kini mencapai 131 orang. Sekitar 1.800 orang dilarikan ke rumah sakit dan 75 ribu warga terpaksa tinggal di lebih dari 3 ribu penampungan di berbagai penjuru Ukraina.
Transportasi terhambat
1.300 penerbangan dari dan menuju bandara Heathrow di London terpaksa dibatalkan akibat salju setebal 16 sentimeter. Pengendara mobil di Inggris juga terpaksa bermalam di tengah jalan tol.
Pemerintah Serbia telah menetapkan situasi darurat di 32 kotamadya di bagian selatan dan barat daya. Akses bagi hampir 70 ribu warga pedesaan ke wilayah kota terputus akibat salju setinggi 2 meter. Polisi dan militer berupaya menyediakan kebutuhan mendasar, namun kerap terhambat. Seperti diungkapkan seorang petugas, Milija Miletic, "Buldoser terpaksa ditinggalkan begitu saja. Kami terpaksa menghentikan misi penyelamatan. Kami berniat membawakan makanan bayi ke wilayah pedesaan. Popok, deterjen dan bahan pangan. Kami akan mencoba lagi nanti."
Sejumlah wilayah yang sangat jarang terkena salju tahun ini turut dinyatakan dalam keadaan darurat. Seperti kota-kota Kroasia di pesisir Laut Adriatik dan kepulauan Balears di Laut Tengah. Udara dingin diprediksi akan bertahan setidaknya hingga pertengahan pekan ini.
Carissa Paramita/ap/afp/rtr
Editor: Edith Koesoemawiria