Konferensi Suriah Dilanjutkan di Jenewa
27 Januari 2014Perundingan Jenewa II antara pihak-pihak yang bertikai di Suriah mulai memasuki fase intensif hari Senin (27/01). Di bawah penengahan PBB, akan dibahas tentang kemungkinan membentuk pemerintahan transisi setelah adanya gencatan senjata.
Minggu yang lalu, pembicaraan terancam mandek setelah ada perbedaan pandangan tentang peran Presiden Bashar al-Assad di masa depan. Namun pembicaraan akhirnya ditujukan sekitar gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi melakukan pembicaraan khusus dengan pihak pemberontak dan wakil-wakil rejim Suriah secara terpisah. Konferensi Suriah ini dimulai dengan rangkaian konsultasi minggu lalu di kota kecil Montreux, Swiss. Pembicaran kemudian dilanjutkan di Jenewa.
Kemajuan kecil
Beberapa kemajuan kecil mulai tampak dalam perundingan selama hari Minggu (26/01). Lakhdar Brahimi mengatakan, kemungkinan besar perempuan dan anak-anak yang terperangkap di kota Homs akan diijinkan meninggalkan lokasi pertempuran.
"Pihak pemerintah Suriah memberitahukan kepada kami bahwa perempuan dan anak-anak akan diijinkan untuk meninggalkan kawasan kota yang terkepung", kata Brahimi kepada wartawan. Ia berharap perempuan dan anak-anak sudah bisa meninggalkan bagian kota tua Homs mulai hari Senin.
Homs saat ini mengalami pertempuran terparah setelah pecahnya perang saudara di Suriah Maret 2011. Sekitar 800 keluarga masih terperangkap di kota itu dan membutuhkan pasokan makanan dan obat-obatan dari luar.
Perundingan alot
Namun Brahimi mengatakan, masih belum jelas nasib para pria di Homs. "Mereka (pemerintah) minta daftar nama. Mereka ingin memastikan bahwa para pria itu bukan pasukan pemberontak yang bersenjata."
Selama akhir Minggu sempat dibahas kemungkinan pertukaran tahanan. Tapi masih belum jelas bagaimana hal itu akan dilakukan.
Konferensi Jenewa II dimulai 22 Januari di Montreux Swiss, setelah rencana pertemuan sebelumnya beberapa kali gagal. Wakil-wakil pemberontak akhirnya menyatakan kesediaan hadir, setelah PBB membatalkan undangan terhadap Iran.
Perang Suriah sampai saat ini sudah menewaskan lebih 130.000 orang. Lebih 2 juta orang mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Turki, Yordania, Libanon dan Irak. Sementara di Suriah sendiri diperkirakan ada beberapa juta pengungsi perang.
hp/ab (afp, dpa)