Wuhan: Setahun Setelah Virus Corona Merebak
Awal tahun 2020, kota Wuhan di provinsi Hubei Cina dikenal sebagai hot spot virus corona pertama di dunia. Kini kondisinya membaik, tetapi tidak persis sama seperti sebelumnya.
Pasar kembali ramai
Wuhan menjalani masa lockdown 11 minggu setelah menjadi hot spot virus corona global pertama. Hingga pertengahan Mei, 50.000 dari 80.000 kasus resmi corona yang tercatat di Cina, berasal dari Wuhan. (Gambar) kehidupan hampir normal kembali di kawasan pasar yang padat pengunjung, 7 Desember 2020.
Ground zero virus corona?
Sayuran, ikan dan daging, bahkan hewan liar - semua dulu dijual di pasar basah ini. Tapi sejak Januari 2020 pasar ini ditutup. Penyakit paru-paru misterius mulai merebak dan asal-usulnya dilacak berasal dari pasar tersebut. Namun, para pakar belum berhasil memastikan peran pasar dalam penyebaran virus.
Nasib para pemilik restoran
Sebelum pandemi, Lai Yun membeli kebanyakan produk untuk restoran Jepangnya di pasar basah yang kini tutup. "Setelah anak-anak berangkat sekolah, saya biasanya sarapan lalu belanja di pasar," ujarnya. Tapi sejak buka kembali di bulan Juni, ia harus belanja di tempat lain dan bumbu yang dibutuhkan kini harganya lima kali lebih mahal. "Tahun depan target saya hanyalah bisa bertahan".
Tidak ada sayuran segar
Walau lantai dasar masih tutup, lantai kedua pasar basah Wuhan telah buka kembali. Namun, kebanyakan toko hanya menjual kacamata dan produk khusus lainnya bagi ahli optik. "Bagi beberapa orang kesannya aneh, kini hanya seperti bangunan kosong," ujar salah seorang penjual toko ke DW.
Penjual pasar basah pindah ke jalanan
Sejak pasar basah tutup, beberapa orang mulai menjual daging dan bahan segar lainnya di jalanan. Walau penjual memakai masker dan sarung tangan, kondisinya belum memenuhi standar kebersihan. Saat pandemi corona, pasar basah sudah dikiritik karena kondisi kesehatan dan sanitasi yang buruk.
Masker masih diperlukan
Kebanyakan warga Wuhan masih mengenakan masker pelindung di runag publik. Virus corona belum punah dan ada sejumlah kasus baru di Cina. "Banyak yang mulai menimbun masker, desinfektan dan alat perlindungan lainnya," kata guru bahasa Inggris Yen kepada DW. (vlz/rzn)