Komputer Masa Depan
26 Desember 2011Di masa depan, banyak yang tidak merasakan lagi bahwa mereka menggunakan komputer, karena sosoknya nyaris tidak terlihat lagi. Demikian kata Prof. Stefan Jähnichen dari Universitas Teknik Berlin yang juga pimpinan Institut Fraunhofer untuk arsitektur pemroses data dan teknik perangkat lunak-FIRST. Selain ukurannya akan semakin kompak dan kecil, juga bentuknya tidak lagi dianggap sebagai komputer konvensional.
Sebagai contoh konkrit aktual, prof. Jähnichen menunjuk iPad. Perangkat tablet ini dianggap sebagai perangkat bantu sehari-hari, bukan lagi sebagai komputer atau unit pemroses data. Terutama di masa depan ukuran komputer akan semakin kecil.
Prof. Jähnichen menyebutkan penyebabnya ::“Tentu saja ini disebabkan elemen penyimpan memori semakin kecil dan efisiensinya semakin besar, juga prosesor semakin efisien dan kecil.
Sistem terintegrasi
Dalam dunia komputer masa depan, sistem yang terintegrasi akan memainkan peranan kunci. Dalam arti, unit pemroses datanya sudah terpasang dalam peralatan sehari-hari yang kita gunakan. Secara bertahap, citra komputer yang kita kenal sejak beberapa dekade akan semakin memudar.
"Pembeli mobil baru tidak tahu, di sana terpasang lebih dari 80 pemroses data yang tidak kelihatan. Unit pengendali, yang menjamin pengereman, mematikan dan menghidupkan lampu, dan semua hal yang terjadi dalam mobil“, ujar Jähnichen.
Visi masa depan adalah, komputer yang semakin kecil, semakin efisien dan semakin besar memorinya, sebagai pendamping aktivitas sehari-hari. Dengan mudah komputer dapat dimasukkan ke kantong baju atau celana, seperti smartphone saat ini. Prof. Jähnichen juga memperhitungkan, interaksi antara komputer masa depan dengan manusia penggunanya akan semakin intuitif.
Interface semakin interaktif
Saat ini komunikasi antara pengguna dan komputernya masih dilakukan lewat alat bantu, berupa keyboard, mouse, modul grafik atau juga layar sentuh dan pengoperasian lewat perintah suara. Dengan itu dipertukarkan informasi dan perintah. Namun era interaksi antara manusia dan mesin semacam itu pelan-pelan akan berakhir, kata prof. Stefan Jähnichen. Dengan melihat bioskop tiga dimensi yang dibangun di FIRST Berlin, yang sepenuhnya dikendalikan jejaring sensor dan unit pemroses data, visi masa depan itu menjadi semakin jelas.
“Interface baru antara komputer dan manusia akan semakin interaktif. Dalam arti, masalahnya tidak lagi hanya berkaitan dengan bagaimana saya masuk ke dalam mimik informasi dalam komputer. Melainkan bagaimana mempresentasikan hasilnya di lingkungan saya. Dan tidak selalu menyangkut apa yang ditunjukkan komputer di layar monitor. Melainkan juga reaksi yang diberikan komputer untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Sebagai reaksi dari pemrosesan data, saya tiba-tiba ikut merasakannya, sekarang ruangan ini terang“, papar Jähnichen lebih lanjut.
Mengendalikan lingkungan
Nyaris seperti kisah fiksi ilmiah, komputer yang tersembunyi ikut mengendalikan lingkungan sekitarnya. Juga jejaring komputer semakin sering melakukan interaksi pertukaran data dan informasi. Prof. Jähnichen menilai, jika benda saling berkomunikasi, itu bagus. Akan tetapi pertanyaanya, apakah kehadiran komputer dimana-mana dalam keseharian kita, dan bahkan ikut mempengaruhi lingkungan sekitarnya, membuat manusia semakin bahagia?
Prof. Jähnichen menjawab : “Itu tergantung dari perkembangannya. Peradaban terus berkembang sejak ribuan tahun, dan pada tiap-tiap potongan zaman kita dapat mengajukan penilaian. Misalnya, apakah temuan mesin tenun membuat kita lebih bahagia?
Pada akhirnya setiap individu dan seluruh tatanan masyarakat yang harus memberikan sebuah jawaban secara senada.
Namun prof. Jähnichen meyakini peranan komputer bagi peradaban manusia di masa depan :“Planet kita semakin penuh sesak. Tanpa dukungan komputer, kita tidak memiliki kemampuan memberi makan seluruh penduduk bumi. Menjaga air agar tetap bersih, agar dapat kita minum. Cukup memproduksi energi untuk kebutuhan kita. Tantangan terbesar yang menanti adalah, solusi masalah ini tergantung dari bagaimana teknik informatika terintegrasi pada permasalahannya.”
Apapun peramalan bagi masa depan, yang jelas saat inipun, komputer dalam segala bentuknya, merupakan perangkat pembantu yang tidak dapat dilepaskan dari keseharian.
Richard Fuchs/Agus Setiawan
Editor : Renata Permadi