Kompetisi Istimewa bagi Klose dan Podolski
6 Juni 2012Di Gdansk tanda tangan mereka sangat diburu. Lukas Podolski dan Miroslav Klose, keduanya lahir di Polandia dan punya jalinan erat dengan negara tuan rumah Piala Euro 2012. Dan karenanya sangat disukai penggemar sepak bola Polandia.
"Itu benar-benar sangat istimewa.“ Demikian Podolski mengomentari lagu ulang tahun yang dinyanyikan oleh lebih dari 10 000 penonton Senin (04/06) pada saat latihan kesebelasan nasional Jerman di stadiun Legia, Warsawa. Hadiah manis bagi Podolski, yang sebelumnya sudah menerima kue tar dari rekan setimnya.
Pernyataan Cinta Klose
Satu hari berikutnya Klose bahkan menyatakan secara terbuka rasa cintanya kepada Polandia. “Saya cinta negara ini sama seperti saya mencintai Jerman. Kebanyakan keluarga saya berasal dari sini, juga teman-teman saya.“ Disampaikan pemain penyerang itu pada konferensi pers timnas Jerman DFB (Federasi Sepak Bola Jerman).
Pada hari Sabtu (09/06) Klose juga akan merayakan ulang tahun di negara kelahirannya. Dan pria yang akan berusia 34 tahun tepat pada hari pertandingan melawan Portugal itu hanya punya satu keinginan untuk Sabtu (09/06) mendatang: Yakni kemenangan melawan Portugal.
"Kami sudah disiapkan dengan baik, tapi kami tetap melakukan latihan-latihan penting dan memusatkan perhatian pada Portugal.“ Ujar Klose yang sudah berlaga 116 kali untuk timnas Jerman.
Setelah mengalami sejumlah cedera dan istirahat pertandingan cukup lama, Klose melihat dirinya melangkah ke arah yang baik, sampai mencapai kondisi puncak pada pembukaan pertandingan di Lviv Ukraina.
Penilaian yang berbeda
Bahwa di masa lalu dirinya dilihat lebih kritis daripada Podolski, tidak bisa dimengerti Klose. adalah, di „Saya tidak tahu dari mana hal itu muncul. Ada beberapa kutipan yang tidak pernah dikatakan begitu oleh ayah saya.“ Dituturkan penyerang Lazio Roma, yang masih menyebut kota kelahirannya Oppeln, sebagai tempat kesayangannya.
Memang di Polandia Podolski memiliki posisi lebih baik daripada Klose. Bagi kebanyakan warga di negara tuan rumah Euro 2012 Polandia, Podolski yang berumur 27 tahun masih dipandang sebagai pemuda tetangga yang ramah, yang rajin memakai bahasa ibunya, secara teratur berkunjung ke neneknya di kota Gliwice dan menunjang proyek-proyek sosial di Polandia. Apalagi sesungguhnya dulu ia lebih ingin menjadi pemain nasional Polandia. Itu yang disukai masyarakat.
Tidak mengherankan kalau terutama tanda tangan Podolski di Gdansk yang paling diburu. „Saya punya hati Polandia dan selalu tetap akan begitu,“ kata Podolski kepada wartawan lokal dalam bahasa Polandia yang fasih dan merebut simpati ekstra.
Prioritas adalah Piala Euro
Menanggapi pertanyaan mengenai masa depannya di Federasi Sepakbola Jerman DFB Miroslav Klose menekankan, „Mula-mula yang penting Piala Euro ini“. Pemikiran konkrit mengenai apa yang akan datang, saat ini tidak ingin diambil pusing oleh pria yang akan berusia 34 tahun, 9 Juni mendatang. Meskipun demikian ia memandang partisipasi pada Piala Dunia 2014 di Brasil sebagai motivasi, karena ingin memecahkan rekor gol dari pemain Brasil Ronaldo. Pada Piala Dunia 2010 Klose mencetak 14 gol, sementara Ronaldo berhasil membuat 15 gol. "Itu masih sasaran jangka panjang,“ kata Klose menjelang turnamen keenamnya dalam timnas Jerman.
Pada Piala Euro 2008 ia turun di seluruh enam pertandingan dan mencetak dua gol. Sementara Podolski mencetak tiga gol di Swiss dan Austria menjadi pencetak gol terbaik timnas Jerman. Rekor nasional Jerman yang dipegang Gerd Müller sebanyak 68 gol, merupakan ambisi yang dikejar Klose dalam Piala Euro di Polandia dan Ukraina. Sejauh ini 63 gol yang dikumpulkan Klose 63.
“Akan menyenangkan jika ia dalam Euro bisa mencetak lima gol. Itu akan bagu untuk tim kami.“ Demikian dikatakan pelatih timnas Jerman Joachim Löw dan memuji pemainnya yang paling berpengalaman. „Ia bergerak seperti pria berusia 25 tahun. Ia cepat. Ia lincha. Ia pemain bola yang kuat. Karena itu bagi kami pemain seperti Klose sangat menguntunkan. Mungkin juga untuk masa depan, setelah pertandingan.“ Demikian Löw.
Calle Kops/Marita Reichert
Editor: Dyan Kostermans