Komisi Senat AS Dukung Tindak Militer Atas Suriah
5 September 2013Resolusi Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS bukan tanpa tentangan. Pengambilan suara pada hari Rabu (04/09) soal rencana Presiden AS Barack Obama meluncurkan aksi militer di Suriah, menghasilkan dukungan 10 suara. Tujuh suara lainnya menentang dan satu senator menyatakan "abstain".
Sebelum mengambil keputusan, anggota komisi menuntut agar rencana intervensi itu didefinisikan dengan jelas. Senator kubu Republik, John McCain mengusulkan agar upaya AS berfungsi untuk mengubah “momentum” di medan tempur Suriah, dan bisa diperpanjang maksimal selama 30 hari.
Menunggu keputusan Kongres
Resolusi itu masih harus disetujui oleh parlemen pekan depan, setelah kongres bersidang kembali Senin depan. Ketua komisi Senator Robert Menendez mengatakan, resolusi bipartisan tersebut merupakan fondasi yang kuat untuk mendapatkan kesepakatan.
Kini Obama menggalang dukungan internasional dan domestik untuk intervensi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Selasa malam (03/09), ia mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh Republik dan mengisyaratkan tetap akan melancarkan serangan, meski tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB.
Amerika Serikat menuduh rejim Suriah telah menggunakan senjata kimia menghadapi warga pada Agustus 21 silam. Diperkirakan 1,429 orang tewas.
Obama serukan untuk bertindak
Dalam konferensi pers di Swedia, Obama mengatakan adalah tugas masyarakat internasional untuk menghormati larangan penggunaan senjata kimia, hal yang sudah diratifikasi oleh kebanyakan negara. Ia ungkapkan bahwa batas garis merah tentang penggunaan senjata kimia bukanlah batasan yang ia buat, melainkan kesepakatan bersama.
“Bukan kredibilitas saya yang dipertanyakan. Yang dipertaruhkan di sini adalah kredibilitas masyarakat internasional," tegas Obama, yang didampingi Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt.
"Yang dipertaruhkan adalah kredibilitas Amerika dan Kongres, karena kita bercakap bibir, mengatakan bahwa norma-norma internasional itu penting," tambah Obama.
Perancis merupakan satu-satunya negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menyatakan akan berpartisipasi dalam intervensi militer yang dipimpin Amerika. Rabu siang, parlemen membahas isu tersebut, tetapi tidak terjadi pengambilan suara. Kepala Negara Perancis berhak mengambil keputusan perang, tanpa persetujuan parlemen.
Rusia menentang tindak unilateral yang akan diambil oleh Amerika Serikat, dan terus menggunakan hak vetonya untuk menghalangi serangan terhadap rejim Assad.
Dalam sebuah wawancara di televisi AS pada hari Rabu sebelum bergabung di KTT G-20, Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya mengisyaratkan bahwa akan mendukung intervensi, bila bisa dipastikan bahwa senjata kimia itu digunakan oleh rejim di Damaskus.
ek/hp (dpae/afp/rtr)