Kisah Sutino dan Perpustakaan Bemo yang Nyaris Padam
30 Agustus 2017Deru mesin bemo yang dikendarai Sutino Hadi menyihir para bocah sekolah dasar layaknya panggilan pedagang keliling. Padahal dia tidak sedang menjual jajanan, melainkan menawarkan perpustakaan. Di dalam bemonya yang kecil itu dia menyimpan koleksi buku-buku cerpen dan cerita bergambar buat anak-anak.
"Dengan ini, kami menjadi suka membaca," kata Firda Dwi Sagita, bocah kelas tiga SD yang tinggal di sebuah sudut miskin Jakarta. Sutino yang kerap mangkal di kawasan Karet, Tanah Abang, rajin berkeliling menawarkan buku seusai membawa penumpang. Pria yang akrab disapa Kinong itu menceritakan bemo perpustakan dihibahkan oleh Universitas Tarumanegara.
"Tidak perlu lagi pergi jauh-jauh buat ke perpustakaan," kata Alfandi Mardiansyah, siswa kelas tiga lain yang berlangganan meminjam buku pada Sutino.
Bemo berwarna ungu itu "otomatis menyedot perhatian anak-anak", kisah Sutino. Selain buku, dia juga bekerjasama dengan Komunitas Ruang Rupa buat menampilkan layar tancap dengan film bertemakan edukasi di akhir pekan.
Kisah bemo perpustakaan sempat terdengar hingga ke Istana Negara. Mei silam Presiden Joko Widodo mengundang Sutino dan pegiat literasi lain untuk bertatap muka.
Namun bemo Sutino mungkin tidak akan lama lagi berderu memanggil para bocah SD. Kebijakan ketat pemerintah provinsi DKI Jakarta terkait polusi kendaraan bermotor membuatnya sering menjadi incaran razia Departemen Perhubungan. Terlebih di usianya yang kini menginjak 59 tahun, Sutino mulai memikirkan pensiun.
Namun begitu ia berharap kisahnya bisa menjadi inspirasi. "Mudah-mudahan ide perpustakaan keliling akan dilanjutkan oleh generasi muda dengan kendaraan yang lebih baru," ujarnya.
rzn/hp (Reuters)