Kisah Eman Sulaeman, Kiper Satu Kaki yang Banjir Prestasi
Perjalanan hidup Eman Sulaeman tidak cuma menjadi inspirasi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Disabilitas tidak mengendurkan semangatnya buat mewujudkan impian bermain sepakbola.
Kucing Gawang yang Curi Perhatian
Di dunia yang sepenuhnya bergantung pada kesempurnaan fisik, sosok Eman Sulaeman mencolok dengan dua kakinya yang cacat. Ia adalah kiper dan pernah berkiprah di Piala Dunia Tunawisma di Glasgow, Skotlandia, 2016 silam. Penampilannya yang cekatan dan tegas mengomandoi barisan pertahanan membuat penonton lupa akan kekurangan fisik yang dia miliki.
Pembentukan Karakter Sejak Dini
Eman terlahir dengan keterbatasan fisik. Kedua kakinya tidak tumbuh sempurna. Dengan kondisi disabilitas tersebut, ia tidak jarang mendapat cibiran atau dianggap berbeda. Namun Eman tidak berkecil hati dan malah memilih sepakbola sebagai hobi yang ia geluti hingga dewasa. "Saya menangis berhari-hari meminta orangtua untuk membelikan bola," kisahnya seperti dilansir AFP.
Disabilitas Bukan Halangan
Berkat sepakbola Eman tumbuh bugar dan perkasa. Selama bermain ia terbiasa bertumpu pada kaki kanannya yang sepanjang betis dan tangan kiri untuk menyeimbangkan kaki kirinya yang hanya sepanjang paha. Selama bertahun-tahun ia berlatih sambil berkaca pada legenda kiper Belanda, Edwin van der Sar.
Mewakili Merah Putih
Hasilnya Eman terpilih mewakili Indonesia untuk berlaga di ajang Homeless World Cup 2016 silam. Prestasi itu masih dikenangnya hingga kini. "Nggak pernah terbayang, awalnya cuma saya pikir untuk menyalurkan hobi dan senang-senang sama teman saja, nggak kebayang bisa mewakili Indonesia di ajang dunia," ujarnya kepada Tribun.
Bertabur Pujian Dunia
Di sana ia mendulang pujian dari media-media internasional dan menyabet predikat penjaga gawang terbaik. Namun buat Eman penghargaan tersebut tidak banyak mengubah situasi hidupnya. Ia tetap mengurus klub futsal yang ia dirikan dan rajin berlatih agar bisa berlaga menjaga gawang. Klubnya itu adalah sumber kebahagiaan buat sang kiper.
Sepakbola Lawan Diskriminasi
Eman merasa bersyukur karena bisa mewujudkan mimpinya bermain bola. "Saya sangat mencintai sepakbola. Olahraga ini membantu saya melawan diskriminasi yang saya hadapi sejak kecil," ujarnya seperti dikutip Liputan6.