Kimia Hijau Makin Ngetren
8 Juli 2013Kimia hijau diartikan sebagai proses yang lebih efisien, hemat energi dan sumber daya alam serta lebih ramah lingkungan daripada sebelumnya. Dalam 20 tahun terakhir, industri kimia di Jerman, yang tergolong terbesar di Eropa, sudah mengurangi seperlima kebutuhan energinya – meski begitu hampir 10% seluruh penggunaan energi di Jerman dibutuhkan untuk sektor ini.
Paradoksnya: Justru industri kimia yang boros energi ini memproduksi banyak material atau bahan yang bisa menghemat energi dalam keseharian rumah tangga. Mungkinkah ini akan mendorong industri ini untuk lebih ramah lingkungan lagi?
Ahli kimia Amerika Serikat, Paul Anastas menerangkan 12 prinsip untuk menempatkan kimia sebagai produk hijau, persyaratannya bukan hanya efisiensi penggunaan energi.
Sampah harus dihindari, atau dapat diurai secara biologis. Selain itu, tingkat racun dalam reagen dan produk-produk lain harus yang dikurangi.
Menurut banyak peneliti, apa yang terdengar bagus dalam teori, tidak selalu mudah untuk dilaksanakan. Namun ini juga ada keuntungannya:
Bidang penelitian untuk kimia hjau atau kimia yang ramah lingkungan dikenal sebagai sangat kreatif dan penuh inovasi – di sini bukan hanya teknologi baru yang digunakan. Peneliti harus mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai target sektor kimia yang ramah lingkungan.
Karenanya para ilmuwan kini misalnya mencoba membuat plastik, warna dan obat-obatan dari biomasa, atau merekayasa produksi bahan kimia dari mikroorganisme.
Dengan begitu melintasi batasan-batasan ilmu pengetahuan lain, kini para peneliti biologi dan kimia berdiskusi bersama mengenai temuan dan ide-ide baru, seperti kala ini dalam pertemuan di Lindau antara para penerima hadiah Nobel di bidang-bidang ilmiah.