Mohammad Akram, kapten Persib Bandung U17, tak kuasa membendung tanya: "Pak Prabowo, kapan kita punya akademi semewah ini?"
Tanya itu meluncur dari Akram, saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi latihan Persib U17 di Aspire Academy, di jantung Doha, ibukota Qatar.
"Insya Allah. Secepatnya kita juga punya," jawab Prabowo, tersenyum.
Aspire Academy memang megah, mewah dan terbaik di dunia. Dibangun 2004, akademi ini fokus membina atlet dari 7 cabang. Mutaz Essa Barshim, atlet lompat tinggi peraih 3 medali dari 3 olimpiade beruntun adalah jebolan sekaligus ambassador Aspire.
Untuk sepak bola, Aspire punya tiga lapangan indoor dan 13 lapangan outdoor dengan fasilitas kelas dunia.
Di sinilah Persib U17, juara Nusantara Open 2022 dikirim berlatih. "Di sini, di Aspire Academy yang megah, terlengkap dan modern ini, saya bangga dan bahagia. Kalian ada di sini adalah bagian dari janji saya sebagai juara Nusantara Open," ujar Prabowo.
"Nuhun. Ini pengalaman hebring, euy," kata Asep Saputra, coach Persib.
Asep dan semua skuadnya pantas terkagum-kagum. Tiga pekan, 21 Mei-8 Juni, mereka mengecap fasilitas modern. Termasuk footbonaut - mesin latihan canggih yang cuma ada empat di dunia, salah satunya milik Borussia Dortmund.
Di Aspire, semua kehidupan tertata disiplin tapi berjalan rileks. Sekali waktu, anak-anak Persib makan malam di Resto Indo-Nepal dan 'berpesta' dengan selera Indonesia. Banyak makanan lebih, dibawa ke dormitory Aspire - yang bak hotel bintang 4.
Esoknya, saat sarapan pagi, makanan itu dibawa ke area makan. Alhasil? Mereka dimarahi sebab tidak ada garansi sehatnya.
"Itu pelajaran berikut," kata Fary Francis, pimpinan delegasi Garudayaksa, yang menghantar Persib U17 ke Qatar.
Selama di Aspire Academy, Persib U17 berkembang pesat di bawah arahan 7 pelatih Aspire dari manca negara: Ghana, Prancis, Irak, Spanyol, Iran.
Bukti penting, uji coba versus Al-Khor U17, Persib U17 menang 11-0. Al-Khor FC adalah juara Liga Indonesia di Qatar," jelas Vidi Viciyandri, Ketua Indonesia Football Qatar.
Tapi bukan soal menang. "Anak-anak mesti punya mental tangguh," ujar Dusan Bogdanovic, CEO Garudayaksa, akademi bentukan Prabowo.
Maka, selama di Aspire, Akram dan kawan-kawan bergaul dengan pemain muda dari Zenit St. Petersburg (Rusia), Gornik (Polandia), Al-Wehda (Saudi) dan Laos yang berguru di Aspire.
"Biar mereka matang. Semua ini demi Indonesia, demi sepakbola Indonesia, demi mimpi besar saya membawa tim nasional Indonesia ke Piala Dunia," ujar Prabowo.
Hardimen Koto: pengamat, analis dan komentator sepak bola
*tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis.