Kerry di Asia: Bahas Berbagai Isu Penting
13 Februari 2014Korea Selatan adalah perhentian pertama Kerry di Asia. Setelah itu ia akan berkunjung ke Cina dan Indonesia. Dalam lawatannya di Asia, Kerry antara lain akan membicarakan ketegangan regional yang dipicu klaim teritorial oleh Cina.
Di Korea Selatan, selain mendiskusikan program nuklir Korea Utara, Kerry juga akan mendapat informasi tentang inisiatif diplomatik yang menyebabkan wakil kedua Korea mengadakan pertemuan Rabu (12/02). Menurut pemerintah Korea Selatan, pertemuan dengan Korea Utara tidak mendatangkan hasil kongkrit, walaupun kedua belah pihak berjanji akan meneruskan dialog.
Ketegangan Akibat Latihan Militer Korsel dan AS
Walaupun tidak ada kesepakatan, Korea Selatan bertekad melaksanakan pertemuan keluarga yang terpisah akibat perang antara kedua Korea (1950-53). Pertemuan itu direncanakan akan diadakan tanggal 20 sampai 25 Februari. Tetapi pertemuan tersebut bertepatan dengan latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS, yang dianggap Pyongyang provokatif. Kini Korea Utara menuntut, latihan militer ditunda hingga pertemuan keluarga selesai. Tetapi menteri Korea Selatan yang mengurus penyatuan, Ryoo Kihl Jae mengatakan Jumat lalu (07/02), permintaan itu telah ditolak. Korea Utara tidak segera memberikan komentar.
Kepada wartawan, juru bicara kepresidenan Korea Selatan, Min Kyung Wook mengatakan, pertemuan dengan negara tetangga yang berlangsung Rabu (12/02) menjadi kesempatan bagus untuk saling menyatakan pendapat. Tidak ada keterangan, apakah dalam pertemuan itu program nuklir Korea Utara juga dibicarakan.
Korea Utara dan sekutu utamanya, Cina, menuntut diadakannya lagi pembicaraan enam partai yang membahas program nuklir negara itu. Tetapi AS dan Korea Selatan menuntut pemerintah di Pyongyang untuk menunjukkan terlebih dahulu komitmen tegas untuk menghentikan program nuklir. Dalam kunjungan di Beijing nanti, Kerry diperkirakan akan mendesak Cina untuk melancarkan tekanan lebih banyak atas Korea Utara untuk membuktikan benar-benar ingin memulai kembali pembicaraan enam partai.
Korsel dan Jepang Sekutu Militer Terpenting di Asia
Menurut keterangan Departemen Luar Negeri AS, di Asia John Kerry juga akan berusaha memperbaiki hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang sangat tegang. Kedua negara itu adalah sekutu militer AS yang paling penting di Asia, dan ketegangan antar keduanya menjadi masalah bagi AS.
Walaupun Kerry tidak berada pada posisi tepat untuk menengahi pertikaian, ia pasti akan mendorong Jepang dan Korea Selatan untuk mengatasi ketegangan secara efektif dan menjamin kelangsungan serta perluasan kerja sama. Demikian keterangan pejabat Departemen Luar Negeri AS. Ketegangan antara Korea Selatan dan Jepang dipicu kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke makam Yasukuni, di mana korban Perang Dunia II di pihak Jepang dimakamkan. Langkah itu dianggap menyinggung Korea Selatan yang menderita akibat sepak terjang Jepang di masa Perang Dunia II.
Langkah Cina Dinilai Destruktif bagi Kawasan Asia
Di samping topik-topik yang akan dibicarakan Kerry tersebut, ia juga akan mengimbau pemerintah Cina untuk mengakhiri langkah-langkah intervensi di wilayah laut Cina Selatan. Demikian keterangan Departeman Luar Negeri AS. Langkah itu dinilai destruktif bagi stabilitas kawasan Asia.
Belakangan ini Cina melakukan sejumlah tindakan yang juga mengganggu apa yang dinilai AS sebagai kepentingannnya untuk melewati daerah laut dengan bebas dan aman. Kawasan laut tersebut dipenuhi karang dan pulau-pulau kecil, dan menjadi obyek pertikaian bagi Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan. Tindakan Cina mencakup pemblokiran jalan masuk ke wilayah karang yang dipertikaikan serta menetapkan peraturan penangkapan ikan. AS juga memperingatkan Cina untuk tidak menetapkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) atas wilayah manapun di Laut Cina Selatan.
Setelah ke Korea Selatan dan Cina, Kerry akan meneruskan kunjungan ke Indonesia, di mana ia akan bertemu Sekretaris Jenderal ASEAN di kantor utamanya di Jakarta. Di Indonesia, Kerry juga akan menyampaikan pidato tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim.
Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan, April mendatang Presiden Barack Obama akan mengunjungi Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Filipina. Setelah kunjungan di Indonesia, John Kerry akan melawat ke Uni Emirat Arab, sebelum kembali ke negaranya.
ml/hp (AFP, RTR)