Kepolisian Pusat Kirim Pasukan ke Ambon
12 September 2011Huruu hara itu dipicu oleh tewasnya seorang tukang ojek bernama Darfin Saimen di kawasan Mangga Dua. Penyebab kematiannya simpang siur. Sebagian ada yang mengatakan dibunuh, namun kepolisian mengatakan ia tewas karena kecelakaan.
Usai pemakaman tukang ojek tersebut, terjadi aksi saling lempar batu dan saling mengayunkan golok yang dilakukan oleh kelompok Kristen dan Muslim. Para perusuh membakari rumah, mobil dan motor. Polisi berusaha membubarkan kerumunan dengan tembakan peringatan, ujar kepala polisi lalu lintas Ambon, Marinus Djati.
Pada Senin (12/09) petang di Ambon, keadaan sudah mulai tenang. Kini terdapat 400 anggota pasukan khusus ditempatkan di Ambon.
Kericuhan yang terjadi di Ambon, Maluku pada hari Minggu(11/09), menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan. Ketua Pemuda Maluku Indonesia Bersatu Ronald Syuta meminta agar masyarakat Maluku untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi atau situasi yang berkembang. Dikatakannya, jangan sampai persatuan warga terpecah belah akibat provokasi.
Sementara pemerintah diminta mengusut kejadian di Ambon dan mengantisipasi agar kejadian serupa tak kembali terulang. Menurut Ronald Syuta, berbagai informasi yang beredar cepat pasca-kerusuhan tersebut, dapat menjadi ruang provokasi yang akan dapat meresahkan masyarakat Ambon
Hal serupa disampaikan pula oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan. Koordinator Kontras. Haris Azhar mengimbau agar masyarakat Ambon menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
Dalam kerusuhan yang berlatar belakang agama - antara tahun 1999 dan 2002 - sedikitnya 9.000 orang tewas. Namun semenjak itu, bumi manise tersebut aman dan damai.
Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Farid