Kenapa AS Menghibahkan 24 Jet Tempur F-16 Kepada Indonesia?
28 Februari 2018Proses serah terima dua pesawat tempur F-16 di Pangkalan Udaran Iswahyudi, Madiun, berlangsung singkat. Kedua burung besi itu melengkapi dua lusin jet tempur F-16 yang dihibahkan pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia. Nantinya ke-24 pesawat akan dibagi dalam dua skuadron yang masing-masing ditempatkan di Madiun dan Pekanbaru.
Namun kenapa Amerika Serikat menghibahkan dua lusin jet tempur seharga ratusan juta Dollar AS tersebut?
Adalah program Excess Defense Articles alias unit persenjataan berlebih yang memungkinkan Washington menghemat ongkos perawatan untuk alutsista yang tidak digunakan. Untuk kasus F-16, militer AS berhemat biaya pengoperasian antara 100 hingga 330 juta Rupiah untuk setiap jam terbang, belum termasuk perawatan.
Biasanya sistem alutsista yang tidak lagi diperlukan ditawarkan untuk dibeli kepada negara mitra AS dengan biaya 5 sampai 50% dari harga awal. Namun di bawah Undang-undang Pengawasan Ekspor Senjata dan Bantuan Asing, pemerintah AS bisa mengambilalih biaya tersebut dan memilih negara untuk diberikan secara cuma-cuma.
Indonesia secara total meminta hibah 30 jet tempur, yakni 24 unit F-16 Block 25 untuk diremajakan, empat F-16 Block 25 dan dua unit F-16 Block 15 untuk dibongkar dan dipakai sebagai suku cadang. Pemerintah AS juga memberikan 28 unit mesin Pratt and Whitney F100 Turbofan bekas yang juga digunakan untuk F-15 Eagle.
Permintaan itu disetujui pemerintah AS pada Agustus 2011 silam dan sebagai syarat Indonesia diminta menyediakan dana untuk meremajakan 24 F-16 dan 28 mesin tersebut.
"Penyerahan 24 unit F-16 EDA ini merupakan bagian dan upaya pemenuhan alutsista TNI sebagai bagian integral dari perwujudan gelar pertahanan negara smart power guna menghadapi berbagai dimensi ancaman nyata dan belum nyata yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seperti dilansir Kompas.
Kebanyakan jet tempur yang diterima Indonesia sudah beroperasi sejak akhir dekade 1980an dan diterjunkan untuk Perang Teluk 1991 dan Perang Afghanistan 2001.
Menurut rencana pemerintah, armada F-16 yang dihibahkan AS akan mendapat sistem komputer teranyar, Modular Mission Computer (MMC) yang dikembangkan Raytheon khusus untuk regenerasi F-16. Menurut kontraktor pertahanan AS itu, MMC bertugas menyinergikan sistem persenjataan, pengintaian dan navigasi di dalam pesawat.
Selain itu Armada F-16 nantinya juga akan mendapat sensor pengindraan jauh model teranyar dan mampu mengangkut lebih banyak amunisi. Sebagai bantuan tambahan, militer AS akan mengundang 30 pilot TNI AU untuk menjalani pelatihan dan mengirimkan tim untuk mendidik tenaga perawatan di Indonesia.
rzn/yf (USAF, DMN, USDOD)