Kekhawatiran Jerman Terhadap KTT AS-Rusia di Helsinki
16 Juli 2018Bagi negara-negara Uni Eropa di NATO, KTT AS-Rusia di Helsinki bukan pertemuan biasa. Karena baru saja Presiden AS Donald Trump menyebut Uni Eropa sebagai "pesaing" AS dan bukan "mitra". Trump juga mengatakan, pertemuannya dengan Putin adalah "bagian termudah" dari lawatannya ke Eropa.
Ketika berada di Berlin dan Brussels, Donald Trump memang tidak berhemat kritik. Dia mengatakan banyak negara-negara Eropa di NATO yang "hanya memanfaatkan" AS dan mengecam keras politik anggaran militer yang disebutnya terlalu kecil, dibanding dengan kontribusi AS.
Trump juga menyebut Jerman telah menjadi "sandera Rusia" kerena bisnis gas sehingga tidak bisa lagi menjalankan politiknya secara independen. Kritik itu langsung ditanggapi Kanselir Jerman Angela Merkel yang menegaskan lagi kemandirian politik negaranya. Kritik Donald Trump terutama ditujukan pada proyek pembangunan jaringan pipa gas "Nord Stream 2".
Masa depan NATO
Selama ini, NATO dan kemitraan transatlantik menjadi jaminan keamanan utama bagi negara-negara anggotanya di Eropa. Namun dengan kritik gencarnya terhadap NATO sejak kampanye pemilihan presiden di AS, Trump sedikit demi sedikit menumpuk keraguan banyak negara Eropa terhadap landasan keamanan itu.
Kritik keras Trump sebelum melakukan pertemuan dengan Vladimir Putin makin menguatkan kesan bahwa AS yang sekarang bukanlah mitra yang bisa dipercaya seperti dulu.
"Ini merupakan upaya untuk memprovokasi Eropa," kata pengamat Rusia, Stefan Meister dari Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman kepada harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ). "Pertanyaan besarnya adalah, apakah dia (Trump) akan membuat janji-janji kepada Putin yang tidak dirundingkan sebelumnya dengan mitra NATO-nya."
Kebijakan Trump sudah "berkontribusi pada perpecahan visual dalam hubungan antara Uni Eropa (UE) dan AS", kata Gwendolyn Sasse, Direktur Studi Internasional untuk Eropa Timur di Berlin. Padahal, Trump diharapkan bertindak sebagai "anggota terkemuka NATO terkemuka dan bukan sebagai aktor bebas" ketika duduk dan berbicara dengan Putin.
"Saya harap sekutu Trump di NATO menunjukkan kepadanya beberapa garis yang tidak boleh dia lewati dalam hubungannya dengan Rusia," ujar Rebecca Harms, anggota Parlemen Eropa dari Partai Hijau, Jerman.
Kepentingan Moskow dan proyek pipeline
Rebecca Harms berpendapat, Vladimir Putin sedang menyiapkan"kebijakan jangka panjang yang agresif dan anti-Eropa". Itulah sebabnya dia mencoba "mendorong perpecahan antara AS dan sekutu Eropanya".
Pengamat Rusia Stefan Meister berpendapat serupa: "Sudah pasti bahwa melemahnya hubungan trans-Atlantik yang sedang berlangsung, termasuk melemahnya norma-norma, nilai-nilai dan pelemahan lembaga-lembaga internasional yang dilakukan Trump sangat menguntungkan Rusia." Moskow saat ini ingin merundingkan lagi hubungannya dengan Barat dan memainkan peran baru dalam politik keamanan Eropa.
Terhadap Jerman, Trump sangat kritis dengan pembangunan dua jalur pipa gas alam Nord Stream yang menghubungan Rusia secara langsung dengan Jerman. Ada juga spekulasi bahwa AS sebenarnya ingin menjual lebih banyak gas alam ke Jerman, sehingga pembangunan pipa Nord Stream merugikan prospek bisnisnya.
Tetapi ada hal lain lagi di belakang kritik-kritik Donald Trump terkait Rusia, kata Daniela Schwarzer dari Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman. "Untuk alasan taktis, dia menyuarakan beberapa kritik anti-Rusia karena di AS orang menuduhnya bersekongkol dengan Putin," tandasnya.
hp/vlz (dpa, rtr)