Kebiasaan Yang Sama Buruknya Seperti Merokok
Anda berhenti merokok karena ingin hidup sehat? Supaya ada manfaatnya, perhatikan juga beberapa kebiasaan buruk ini, dan hentikan.
Duduk Sepanjang Hari
Walaupun Anda berolahraga secara teratur, kebiasaan duduk dalam waktu lama, baik di kantor maupun di mobil kerap dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Sebaiknya berdiri dan berjalan dari waktu ke waktu, atau menggunakan meja yang bisa diubah ketinggiannya, sehingga juga bisa bekerja dalam posisi berdiri.
Makan Keju dan Daging Terlalu Banyak
Protein dari daging hewan mengandung IGF-1, yaitu hormon yang bisa mendorong pertumbuhan sel kanker, dalam jumlah besar. Demikian studi Universitas Southern California. Menurut studi sama, sayuran seperti buncis punya kadar protein sama seperti beberapa jenis daging, tapi tidak mendorong kanker.
Memasak dengan Minyak Yang Salah
Studi pada sejumlah restoran dan dapur rumah menunjukkan, memasak pada suhu tinggi dengan minyak kedelai menghasilkan partikel aldehid dan hidrokarbon aromatik polisiklik, yang juga ditemukan pada asap rokok, dan dikaitkan dengan radang jalur pernapasan. Untuk suhu tinggi sebaiknya memakai minyak kelapa atau minyak alpukat. Untuk suhu rendah, bisa pakai minyak zaitun.
Menggelapkan Warna Kulit dalam Solarium
Menurut studi Journal of the American Medical Association, diperkirakan penggunaan solarium sebabkan sekitar 420.000 kasus kanker kulit di AS tiap tahun. Sedangkan merokok, sebabkan sekitar 226.000 kasus kanker paru-paru. Mencintai warna kulit apa adanya adalah langkah paling baik. Jika ingin tambah warna, coba makan tomat dan wortel. Keduanya kaya carotenoid yang berefek pada warna kulit.
Kurang Tidur
Kurang tidur yang kronis sebabkan tingginya tekanan darah, serangan jantung, stroke, obesitas dan gangguan kesehatan lain. Menurut studi, kurang tidur menyebabkan kematian, dan jumlahnya hampir sama dengan kematian akibat merokok. Jangan merasa kelelahan adalah sesuatu yang normal. Jika Anda cukup tidur tapi tetap lelah, sebaiknya konsultasi ke dokter. Sumber: women's health, rd.com (ml/ap)