Kebangkitan Keluarga Cendana?
12 Maret 2018Sejak awal Maret 2018 Keluarga Soeharto mengelar acara yang bertajuk Bulan Soeharto. Kegiatan tersebut digelar di Yogyakarta dan Jakarta. Perayaan puncaknya dilakukan hari Minggu 11 Maret 2018 bertepatan dengan peringatan Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret.
Dikutip dari Tempointeraktif, Titiek Soeharto menepis rangkaian kegiatan ini merupakan jalan untuk kebangkitan politik keluarga Cendana: "Ini tidak ada urusan kebangkitan politik keluarga kami, kami selamanya selalu konsen pada kesejahteraan rakyat Indonesia." Titiek menjelaskan, kegiatan itu bertujuan mengenang Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan Keluraga Cendana adalah bekerja sama dengan yayasan yang didirikan Soeharto.com mengadakan kegiatan penanaman 1.600 pohon sengon dan 2.500 tanaman produktif di Yogyakarta. Sementara di Jakarta, mereka menggelar khitanan massal, pameran foto, lomba mewarnai dan perayaan kuliner nasional yang digelar di Taman nasional Indonesia Indah (TMII). Demikian dilansir dari tempointeraktif. Titiek juga membantah soal masuknya adiknya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dalam partai baru peserta pemilu 2019 Partai Berkarya sebagai awal kebangkitan keluarga Cendana.
Baca juga:
"Paman Gober" Jadi Pahlawan Nasional
Sebagaimana diketahui, Hutomo Mandala Putra baru saja terpilih sebagai ketua umum Partai Berkarya. Dikutip dari Detik.com, dengan demikian Neneng A. Tutty melepaskan jabatannya sebagai ketua umum dan menyerahkannya kepada Tommy Soeharto.
Pengamat politik Aris Santoso mengatakan: "Terpilihnya Mas Tommy sebagai Ketum Partai Berkarya, bisa disebut sebagai bagian dari demokrasi, namun kali ini demokrasi menunjukkan sisi muramnya. Demokrasi memang beresiko, bahwa figur-figur yang merupakan "residu” masa lalu, dengan berbagai cara bisa kembali, salah satunya karena adanya dukungan dana tak terbatas. Saya sendiri menduga, partai Tommy, beserta partai berbau keluarga Cendana lainnya, akan menjadi ancaman bagi parpol yang selama ini sering mengeksplorasi isu keagamaan (Islam). Tentu Tomny tahu benar bahwa kantong-kantong suara pendukung parpol yang acapkali memainkan isu primordial tersebut bisa "dibeli”.”
Pengamat hak asasi manusia Haris Azhar beujar: "Orde Baru makin berani tampil, para “buruk muka” muncul seolah masa lalu dan catatan buruk mereka tidak ada dan terhapus. Tommy muncul jelas hanya mengandalkan nama Soeharto dan uangnya saja. Dia tidak mewakili dan memiliki rasionalitas kebutuhan sosial dan politik di negeri ini."
Tommy sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya. Wacana penunjukan Tommy sebagai Ketua Umum telah mengemuka sebelumnya. Spanduk dukungan untuk Tommy pun terpasang di sekitar lokasi rapat pimpinan nasional partai tersebut.
ap/hp (tempoinetraktif/detik/okezone)