Keanekaragaman Satwa dan Fauna
Pulau-pulau dan lingkup lautan sekelilingnya jadi fokus Hari Keanekaragaman Hayati tahun 2014. Pulau terdiri dari berbagai ekosistem yang unik dan kerap mencakup banyak tumbuhan dan hewan endemis.
Pulau Jadi Fokus
Pulau-pulau dan daerah laut sekelilingnya jadi fokus Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, yang jatuh 22 Mei. Pulau adalah ekosistem unik dengan tumbuhan dan spesies hewan yang kerap endemis, dan tidak ditemukan di tempat lain. Pulau juga jadi tempat tinggal sepersepuluh populasi manusia, dan di seluruh bumi mereka semakin terdesak masalah populasi dan iklim.
Di Bawah Tekanan
Dari 724 hewan yang punah dalam 400 tahun terakhir, sekitar separuhnya adalah spesies yang hidup di pulau. Demikian keterangan Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB. Selama seabad lalu, biodiversitas pulau menderita akibat desakan spesies invasif dari daerah lain, perubahan habitat dan eksploitasi besar-besaran, juga perubahan iklim dan polusi yang disebabkan manusia.
Spesies Invasif
Ular Coklat Pohon (Boiga Irregularis) terkenal sebagai spesies invasif yang bertanggungjawab mematikan sebagian besar populasi binatang asli di pulau Guam, di Pasifik. Diyakini ular ini menyebabkan punahnya 12 spesies burung di pulau itu. Ini juga berdampak pada keanekaragaman spesies, dan bahkan ekonomi, demikian pakar.
Proyek Pilot
Dalam tiga dekade, pengurus konservasi telah berusaha membangun kembali ekosistem asli Mauritius di pulau Ile aux Aigrettes. Mereka sekarang sudah berhasil membasmi sebagian besar hewan asing seperti tikus, kelinci dan kambing, juga menanami kembali hutan. Mereka juga berhasil menggantikan beberapa spesies yang punah dengan spesies lain yang serupa, agar ekosistem tetap seimbang.
Madagaskar: Sorotan Biodiversitas
Sorotan biodiversitas adalah daerah dengan jumlah spesies endemis yang terancam manusia. Daerah yang terancam tersebar di seluruh dunia, sebagian besar daerah hutan dan berlokasi di daerah tropis. Daerah hutan peluruh di Madagaskar dan hutan tropis di dataran rendah punya ekosistem kompleks, tapi banyak hutan sebagian besar rusak karena terlalu digunakan untuk merumput dan akibat pembalakan liar.
Suhu Baru, Pemukim Baru
Dalam 50 tahun terakhir, kondisi pulau Jerman, Helgoland, berubah secara dramatis. Pakar pada Institut Biologi Helgoland mengatakan, suhu air meningkat sekitar 1,7° Celcius ketika itu. Sekarang hidup 60 spesies baru yang dulunya tidak ada di kawasan ini. Termasuk sejenis kepiting, keong air asin, cacing Polychaeta dan ubur-ubur.
Hutan Yang Hilang di Pulau Norfolk
Sebelum kolonisasi Eropa, Pulau Norfolk di Pasifik tertutup hutan rimba sub tropis, di mana banyak tumbuh jenis palem dan tusam yang khas pulau itu. Sekarang, hutan hanya tersisa sedikit, dan dinyatakan sebagai taman nasional. Hutan tetap terserang spesies tumbuhan baru yang dibawa dari daerah lain.
Firdaus di Gunung
Taiwan tempat tinggal sejumlah besar tumbuhan dan hewan. Ini kemungkinan diakibatkan situasi alam yang sangat bervariasi, yang membentang antara pantai dan pegunungan yang tinggi. Lebih dari 17 jenis burung khas Taiwan tinggal di daerah pegunungan, terlindung dari perkembangan kota yang cepat, di dataran rendah. Salah satunya burung pegar Mikado, yang hanya hidup di atas ketinggian 1.800 meter.
Anjing Laut Hawaii
Anjing laut jenis Hawaiian Monk Seal adalah satu-satunya anjing laut asli yang tinggal di Hawaii dan sangat terancam. Populasi kecil yang terdiri dari 1.100 ekor terancam aktivitas manusia, antara lain penangkapan ikan, dan reruntuhan di laut. Badan Perikanan Laut Nasional AS menetapkan rencana pembiakan anjing laut ini sejak 1983, tetapi jumlahnya tetap sangat rendah.
Bagian Rencana Besar
Sebagai bagian kegiatan dalam dekade biodiversitas yang ditetapkan PBB, negara-negara diminta melaksanakan apa yang disebut 20 'Target Biodiversitas Aichi.' Target ini bertujuan untuk mengurangi punahnya spesies di seluruh dunia.