170112 Ägypten neue Machthaber
18 Januari 2012Mengamati hasil pemilu parlemen Mesir belakangan ini, Ketua Liga Arab dan kandidat Presiden Amir Musa terpaksa mencari kata-kata untuk menekankan pentingnya menerima pilihan demokratis rakyat.
Perhitungan awal menunjukkan Partai Hurriyah-wal yang dibentuk Ikhwanul Muslimin mendapat sekitar 46% dari 498 mandat. Sedangkan Partai Salafi An Nur, yang baru dibentuk setengah tahun lalu berhasil meraih 25% suara. Sementara partai-partai bentukan kaum aktivis lapangan Tahrir gagal mendapat suara, dan pendukung rejim lama Mubarak bisa meraih 20% suara.
Dengan begitu, ke arah mana negara sungai Nil ini nanti akan mengalir?
Toleransi Beragama
Jurnalis Karim El-Gawhary di Kairo mencoba menjelaskannya, "Saya kira, itu tergantung koalisi perlu dibentuk. Ikhwanul Mulimin menempatkan dirinya sebagai pragmatis. Kelompok ultra konservatif Islam menyebutnya pragmatis oportunis.“
Menurut el Gawhary, sudah berbulan-bulan dibahas model pemerintahan Turki. Ada kesadaran bahwa ruang main pemerintah Mesir nanti sempit. Sebagai negara bukan penghasil minyak, Mesir sangat tergantung pada turisme dan investasi asing. Kekisruhan tahun terakhir menyebabkan pengurangan 50% investasi asing.
Selain itu, 10 persen penduduk Mesir memeluk agama Kristen Koptik. Karenanya menurut el Gawhary, Mesir seharusnya tidak bereksperimen sebagai negara Islam.
Nyatanya awal Januari ini, petinggi Ikhwanul Muslimin menghadiri misa Natal Koptik di Kathedral Kairo untuk menyampaikan selamat dan mengusung toleransi beragama.
Perlu Berkoalisi
Menurut Ronald Meinardus, Direktur Yayasan Jerman, Friedrich-Naumann Stiftung di Kairo, Ikhwanul Muslimin telah membangun partai yang terorganisir baik. Bahkan sebelum pemilu, sudah dibentuk kabinet bayangan dengan pakar-pakar dalam semua tema penting. Mereka perlu berkoalisi karena gagal meraup suara mayoritas absolut.
Tapi di samping itu, dengan terpuruknya ekonomi Mesir, tak ada partai yang mau bertanggung jawab sendirian atas perkembangan di Mesir. Tingkat pengangguran sangat tinggi dan baru-baru ini Mesir baru meminta kredit trilyunan dolar dari Dana Moneter Internasional, IMF.
Meski begitu menurut jurnalis Karim El-Gawhary, tipis kemungkinan koalisi antara Partai Hurriyah-wal dan Partai Salafi An Nur. Tegasnya, visi kedua partai itu terlalu berbeda. Lagipula, Ikhwanul Muslimin sudah mulai membicarakan koalisi dengan partai Wafd yang liberal.
Sementara Ronald Meinardus menilai, "Yang amat disayangkan adalah tersisihnya kaum revolusioner awal dari seluruh diskusi ini, terlihat dalam pengunduran diri El Baradei sebagai kandidat Presiden."
Peran Militer
Pergesekan antara Ikhwanul Muslimin dan Dewan Militer masih tajam, namun kedua belah pihak menahan diri agar Mesir tidak semakin terdestabilisasi.
Banyak pihak beranggapan, bahwa diam-diam sudah terjadi pembagian kekuasaan antara keduanya. Yang pasti pada 23 Januari mendatang, anggota parlemen baru akan memilih 100 orang untuk merancang konstitusi baru dan menetapkan sejauh apa pengaruh militer Mesir di masa depan.
Diana Hodali/Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk