Kasir Ditembak Mati di Jerman Karena Menegur soal Masker
22 September 2021Anggota parlemen senior di Jerman menyatakan kekhawatiran terhadap radikalisasi di antara orang-orang yang menentang pembatasan virus corona. Kekhawatiran ini muncul setelah seorang petugas pom bensin ditembak mati oleh orang yang marah karena ditegur untuk memakai masker.
Petugas berusia 20 tahun itu tewas di kota barat Idar-Oberstein pada Sabtu (18/09). Pihak berwenang merilis rincian seputar pembunuhan itu pada Senin (20/09), dengan mengatakan bahwa seorang warga negara Jerman telah ditangkap dan ditahan karena dicurigai melakukan pembunuhan.
Polisi Trier: Pelaku penembakan bertindak 'karena marah'
Polisi Trier mengatakan pria berusia 49 tahun yang menembak petugas pom bensin mengaku kepada petugas bahwa dia bertindak "karena marah", setelah ditolak untuk dilayani karena tidak memakai masker saat mencoba membeli bir.
"Dia lebih lanjut menyatakan selama interogasi bahwa dia menolak tindakan pembatasan virus corona," kata departemen kepolisian dalam sebuah pernyataan.
Menurut polisi, tersangka meninggalkan pom bensin setelah berselisih dengan petugas. Namun, tersangka kembali lagi ke pom bensin 30 menit kemudian dengan memakai masker, sebelum akhirnya menembak petugas itu dengan pistol yang tidak memiliki izin.
Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian tetapi kemudian menyerahkan diri ke polisi pada Minggu (19/09) pagi.
Baerbock: 'Lawan kebencian'
Setelah insiden itu, kandidat kanselir untuk menggantikan Angela Merkel dari Partai Hijau, Annalena Baerbock, mengatakan "sangat prihatin dengan radikalisasi" dalam gerakan Querdenker (Pemikiran Lateral) Jerman yang mencakup orang-orang yang menentang masker dan vaksin, di antaranya adalah penganut teori konspirasi dan ekstremis kanan.
Baerbock mencuit bahwa masyarakat secara keseluruhan harus "melawan kebencian yang berkembang ini."
"Saya terkejut dengan pembunuhan mengerikan terhadap seorang pemuda yang hanya meminta agar aturan yang ada dipatuhi," tulisnya. "Turut berduka untuk keluarga dan orang-orang terkasihnya."
Pihak berwenang tidak segera mengatakan apakah tersangka terkait dengan gerakan Querdenken yang mendapat sorotan tajam dari dinas keamanan.
Scholz: ‘Kita harus dengan tegas menentang kebencian'
Sementara, kandidat kanselir dari Partai SPD, Olaf Scholz, menulis di Twitter bahwa dia "terkejut bahwa seseorang dibunuh karena mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dan orang lain. Sebagai masyarakat, kita harus dengan tegas menentang kebencian."
Kandidat kanselir dari Partai CDU, Armin Laschet, menyerukan agar "kebencian di masyarakat kita" ini diakhiri. Dia menambahkan bahwa semua orang yang mengklaim tidak percaya ada virus corona, harus mengeceknya ke unit perawatan intensif.
"Kita tidak boleh membiarkan pandemi ini direduksi menjadi sesuatu yang dangkal, seperti yang dilakukan beberapa kelompok politik,” katanya seperti dikutip oleh kantor berita DPA.
Komite Auschwitz Internasional khawatir tentang Querdenken
Serikat polisi Jerman GdP mengeluarkan peringatan mendesak pada Selasa (21(09) mengenai pihak-pihak yang skeptis terhadap virus corona, dan mengatakan ini adalah "pembunuhan pertama sehubungan" dengan pandemi, serta mencatat peningkatan radikalisasi dalam gerakan Querdenker.
Komite Auschwitz Internasional di Berlin menyuarakan kekhawatirannya ketika wakil presiden kelompok itu berbicara tentang kemampuan Querdenker untuk menyebarkan "kebencian dan kekerasan" yang didorong oleh "ekstremisme sayap kanan dan teori konspirasi."
Kepala badan intelijen domestik di negara bagian timur Thuringia, Stephan Kramer, mengatakan kepada media RND bahwa pembunuhan di pom bensin itu "tidak mengejutkan bagi saya mengingat eskalasi yang stabil dalam beberapa pekan terakhir."
Kramer mengatakan kantornya telah memperingatkan potensi kekerasan yang meningkat.
Facebook hapus akun yang ditautkan ke Querdenken
Facebook pekan lalu menghapus hampir 150 akun, halaman, dan grup yang terkait dengan gerakan Querdenker, berdasarkan kebijakan baru yang berfokus menangani kelompok yang menyebarkan informasi salah atau menghasut kekerasan.
Gerakan itu muncul ke permukaan pada awal pandemi setelah menuduh media dan politisi berbohong tentang virus corona.
Menurut Facebook, individu yang terkait dengan grup Querdenker berulang kali melanggar standar platform terhadap penyebaran informasi kesehatan yang salah, hasutan kekerasan, intimidasi, pelecehan, dan ujaran kebencian. (pkp/gtp)