Terbang dengan Pesawat Bertenaga Listrik?
25 April 2018Deutsche Welle: Profesor Kallo, saat ini Anda sedang melakukan riset mengenai pesawat dengan tenaga listrik di Pusat Kedirgantaraan Jerman. Kapan kita bisa melakukan perjalanan dengan pesawat ini?
Josef Kallo: Dalam 20 tahun, saya kira. Terbang dengan pesawat listrik sangat memungkinkan untuk penerbangan jarak pendek, yakni dari jarak 250 kilometer sampai maksimum 2000 kilometer, karena jangkauan pesawat dengan tenaga baterai hanya 60 persen dari pesawat dengan bahan bakar minyak. Kami sudah membuat prototipe dan akan terus mengembangkan lebih lanjut serta menyertifikasi model pesawat dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Dari sudut pandang teknologi, terbang dengan pesawat listrik adalah hal yang sangat memungkinkan. Apakah hal ini kemudian bisa diimplementasikan, itu adalah urusan investasi.
Bagaimana tepatnya transportasi dengan pesawat listrik ini bisa diimplementasikan?
Kita menciptakan hub kecil untuk pesawat ini dengan 10 sampai 12 tempat duduk, atau mungkin bisa sampai maksimum 40 tempat duduk. Karena pesawat listrik tidak berisik dan hanya perlu landasan pacu yang pendek untuk lepas landas dan mendarat, hub ini bisa dibangun dekat dengan kota. Penumpang bisa memesan tiket untuk perjalanan mereka melalui app. Mereka kemudian bisa menentukan apakah mereka ingin melakukan perjalanan dengan kereta api, pesawat listrik atau kombinasi keduanya. Di Jerman, pesawat listrik bisa menghubungkan wilayah pedesaan, dimana tranportasi umum belum dikembangkan dengan baik. Di negara bagian Baden-Württemberg misalnya, orang perlu tiga jam untuk pergi dari Aalen ke Freiburg (sekitar 280 kilometer) dengan kereta api. Dengan pesawat listrik, perjalanan ini hanya butuh waktu kurang dari 45 menit.
Apakah Anda melihat pesawat listrik ini sebagai satu alternatif dari transportasi umum atau sebagai pengganti?
Pesawat listrik bisa digunakan di area yang tidak terhubung dengan baik, tanpa harus berinvestasi untuk infrastruktur, seperti jalan kereta atau jalan tol. Konsep ini berguna untuk negara-negara seperti China dan India, dimana wilayah yang luas bisa kemudian dijangkau dengan mudah. Kota-kota megapolitan pun akan tumbuh pesat, dimana transportasi darat, seperti bus atau kereta api, mungkin tidak akan bisa beroperasi dengan fleksibel. Disini pesawat listrik bisa menghubungkan manusia dan tempat tanpa membebani lingkungan perkotaan.
Bicara mengenai lingkungan: seramah apakah pesawat listrik terhadap lingkungan? Karbon dioksida yang dihasilkan pesawat terbang menjadi salah satu penyebab emisi udara. Jejak kondensasi, nitrogen oksida dan partikel adalah penyebab signifikan pemanasan global.
Secara keseluruhan, pesawat listrik 10 persen lebih efisien dibandingkan pesawat berbahan bakar minyak. Sumber tenaganya (baterai dengan sel bahan bakar atau generator turbin berbahan bakar gas) dapat dipisahkan dari mesin listrik, menjadikan desain pesawat lebih fleksibel. Hasilnya, seluruh sistem menjadi lebih efisien. Semakin sedikit energi yang diperlukan untuk terbang, semakin sedikit pula emisi yang dihasilkan. Lebih jauh lagi, sel bahan bakar tidak menghasilkan karbon dioksida, benzol, partikel, nitrogen oksida dan semacamnya. Oleh karena itu, pesawat listrik jauh lebih ramah lingkungan. Terkait jejak kondensasi, kami masih belum bisa mengatakan apapun karena kami masih harus melakukan eksperimen lebih lanjut.
Pesawat listrik hanya bisa menjadi ramah lingkungan jika menggunakan energi terbarukan. Akankah kita bisa menghasilkan cukup energi dari matahari dan angin untuk pesawat listrik?
Di Jerman terdapat peraturan untuk tidak menghasilkan energi lebih dari yang diperlukan. Untuk itu kita perlu menciptakan kapasitas untuk konsep lalu lintas listrik. Secara teknis, itu memungkinkan. Kami sudah bisa melihat bahwa di beberapa wilayah di Italia, Spanyol dan barat daya Amerika, banyak sekali energi dari matahari dan angin yang dihasilkan, yang bisa digunakan sebagai suplai untuk pesawat listrik dalam bentuk elektrolisis hidrogen (produksi hidrogen untuk sel bahan bakar).
Perusahaan seperti Boeing dan Airbus juga melakukan eksperimen dengan pesawat listrik. Apakah ada pertukaran antara komunitas sains dan industri?
Bagus sekali jika produsen pesawat terbang bergerak ke arah sana. Jika kami mempersiapkan diri dengan baik dalam dua atau tiga tahun ke depan, kami mungkin bisa berkolaborasi dengan industri, mungkin untuk mengembangkan prototipe pesawat listrik bersama.
Josef Kallo bekerja di Institut Teknik Termodinamika di Pusat Kedirgantaraan Jerman (DLR) Stuttgart. Sejak tahun 2006, ia mengepalai departemen "Sistem Elektro-kimia - sel bahan bakar dan sistem baterai."
Wawancara dilakukan oleh: Katharina Wecker
na/vlz (dw)