"Kami Menguasai Laga, Tapi Bukan Skor Akhir"
24 April 2014Pep Guardiola banyak mengumpat. Di malam ketika FC Bayern takluk 0:1 oleh Real Madrid di babak semi final Liga Champions Eropa ia terlihat lebih gugup dari biasanya. Dari pinggir lapangan sang pelatih menggerakkan tangan merangkai gestur, berteriak lantang, menceramahi Arjen Robben dan menendang botol air.
Pada saat semacam itu pertahanan Bayern sedang goyah oleh serangan cepat Real Madrid yang dipandu Ronaldo, Benzema, di Maria dan kemudian Gareth Bale. Robben dkk. memang mendominasi penguasaan bola. Tapi baru setelah 80 menit Bayern mampu menciptakan peluang emas yang gagal dimanfaatkan oleh Thomas Müller.
"Kami benar-benar ingin mengantongi gol tandang. Saya kira orang bisa melihat betapa kami telah mengupayakan segalanya buat mencetak gol selama 90, 95 menit," kata kapten tim, Philip Lahm.
Pertaruhan Guardiola
Untuk itu Guardiola mencadangkan Javi Martinez dan sebaliknya menempatkan Philip Lahm dan Bastian Schweinsteiger sebagai jangkar lapangan tengah. Sementara Kroos diplot buat meracik pergerakan bola di depan, memasok Arjen Robben, Franck Ribery dan Mandzukic.
Rencananya memperkecil ruang buat Madrid terbukti berisiko tinggi. Guardiola bertaruh, dan ia terjungkal. "Ketika mereka (Bayern) memperlambat permainan, kami bermain lebih baik," tutur pelatih Los Galacticos, Carlo Ancelotti.
"Madrid bermain sangat cepat. Mereka membiarkan seorang pemain di depan dan menunggu kami kehilangan bola. Kalau sudah begitu mereka sulit dihentikan," ujar Guardiola. "Sebuah tim harus terorganisir dengan baik, dan kami akan tampil lebih disiplin di leg kedua."
"Tugas Besar" di leg Kedua
Real boleh berpuas diri. Selain mencetak gol penentu, Ronaldo dkk. juga tampil waspada demi menghindari akumulasi kartu kuning. Maka ketika Ancelotti membawa pasukannya menyambangi Allianz Arena pekan depan, Real masih mampu menurunkan skuad terbaiknya.
Bayern sendiri bakal menghadapai "tugas besar" pada leg kedua, tutur Thomas Müller. Hingga saat itu Guardiola akan membesut anak asuhnya agar lebih bengis di depan gawang. "Pada setiap dominasi bola, harus ada ketajaman di depan gawang," kata Direkur Olahraga, Matthias Sammer.
"Para pemain harus memahaminya. Dengan dominasi kami menguasai pertandingan, tapi bukan skor akhir," imbuh Sammer.
rzn/ab /(sid,dpa)