Justin Trudeau Diprediksi Menang Pemilu Kanada
21 September 2021Proyeksi mengenai hasil pemilu Kanada terus bergulir hingga Selasa (21/09). Masih belum ada kepastian apakah Partai Liberal yang mengusung Perdana Menteri Justin Trudeau berhasil mengamankan mayoritas kursi di parlemen, sehingga memungkinkan kubu ini melanjutkan kekuasaan tanpa dukungan oposisi.
Sebelumnya, Trudeau menyatakan merasa "tenang" setelah memberikan suara di Montreal. "Kami bekerja sangat keras selama kampanye ini dan saatnya warga Kanada membuat pilihan penting," katanya kepada AFP, diapit oleh istrinya Sophie Gregoire dan anak-anak mereka.
Trudeau, 49, telah menghadapi pertarungan politik yang lebih keras dan sejauh ini sukses memenangkan kontestasi "tanpa cedera." Namun, setelah enam tahun berkuasa, pemerintahannya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Potensi itu menambah beban baginya untuk meyakinkan masyarakat Kanada tetap mendukung Partai Liberal.
Pro kontra pemilu Kanada
Jurnalis AFP mengamati adanya antrean panjang di luar tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa kota besar. Siapa pun yang mengantre setelah TPS ditutup masih tetap diizinkan untuk memberikan suaranya.
Douglas O'Hara, 73, yang memberikan suara di distrik pemilihan Trudeau di Montreal, Papineau, mengatakan dia "sangat kecewa" dengan perdana menteri. Meskipun yakin Trudeau telah "melakukan pekerjaan relatif layak" dalam menangani pandemi, O'Hara ingat bahwa pemimpin itu telah berjanji untuk tidak menyelenggarakan pemilu hingga wabah mereda.
"Lalu begitu dia mendapat kesempatan (ketika) dia pikir dia akan mendapatkan mayoritas, dia menyerukan pemilihan," kata O'Hara. "Aku benar-benar percaya dia berbohong kepada kita."
Sementara Kai Anderson, 25, yang memberikan suaranya di Ottawa mengatakan, respons pandemi di Kanada adalah masalah "nomor satu" baginya. "Saya pikir perdana menteri melakukan pekerjaan yang baik dalam mengelola pandemi," ujarnya menandaskan.
Kontroversi selama masa kampanye
Pada Agustus 2021, Trudeau menyerukan percepatan penyelenggaraan pemilihan umum. Namun, lonjakan kasus COVID-19 varian Delta di akhir masa kampanye telah memperkeruh kondisi politik Kanada.
Selama masa kampanye, para kandidat yang bersaing berdebat tentang aksi iklim, rekonsiliasi adat, perumahan yang terjangkau, wajib inokulasi COVID-19 dan paspor vaksin. Trudeau sempat mendapat perundungan oleh "gerombolan anti-vaxxer," termasuk yang melemparkan batu ke arahnya.
Sementara itu, pemimpin Partai Konservatif Erin O'Toole, 48, dikecam karena dukungannya terhadap Alberta dan dua provinsi yang terlalu cepat melonggarkan pembatasan kesehatan masyarakat di tengah meningkatnya kasus COVID-19. O'Toole juga menyinggung kontrol senjata dan mendapat peringatan dari pemerintah di Beijing. Menurut media pemerintah Cina, aturan keras yang diusulkannya terhadap Cina - mitra dagang terbesar kedua Kanada - akan "memicu serangan balik."
ha/as (AFP)