Jumlah Infeksi COVID-19 di AS Dekati 400 Ribu
8 April 2020Statistik John Hopkins University yang menjadi acuan internasional mencatat angka infeksi Covid-19 di Amerika Serikat pada hari Rabu (8/9) sudah mencapai 399.929 orang, dengan jumlah kematian 12.911 orang. Dengan begitu AS tetap mencatat kasus infeksi SARS-CoV-2 tertinggi sedunia.
AS kini berada di peringkat ketiga dunia untuk angka kematian, setelah Italia (17.127) dan Spanyol (14.045). Jumlah orang meninggal di AS dalam 24 jam terakhir mencapai angka tertinggi, yaitu 1939 kasus kematian.
Presiden AS Donald Trump hari Selasa (7/4) melontarkan kritik tajam kepada Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dan menuduh lembaga dunia itu terlalu fokus pada Cina dan mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi yang buruk selama wabah corona. Dia mengancam akan menahan dana AS untuk WHO.
Trump juga mengatakan,AS sudah mencapai puncak krisis corona. Sekalipun mengalami "minggu yang menyakitkan" ada secercah harapan yang terlihat. “Amerika Serikat mungkin sudah tiba di titik tertinggi kurva, dan pembatasan sebentar lagi bisa diperlonggar“, tambah Trump.
Situasi dramatis Covid-19 di New York
Negara bagian New York melaporkan 731 kasus kematian baru Covid-19 hari Selasa (7/4), lonjakan terbesar sejak dimulainya wabah corona. Jumlah yang meninggal secara keseluruhan di negara bagian New York sudah mencapai 5.489 orang.
“Itu adalah 731 orang yang meninggal. Di belakang setiap angka ada seorang individu. Ada keluarga, ada ibu, ada ayah, ada saudara perempuan, ada saudara laki-laki. Begitu banyak penderitaan hari ini bagi banyak warga New York,'' kata Gubernur New York Andrew Cuomo. Angka infeksi Covid-19 New York sudah mendekati 139.000 kasus.
Andrew Cuomo mengatakan, negara bagian New York mungkin telah berada di "dataran tinggi" kurva penyebaran infeksi, namun semua itu tergantung dari disiplin menerapkan social distancing.
"Itu masih tergantung pada apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan itu akan mempengaruhi angka-angka tersebut," kata Gubernur New York.
Tidak akan ada penguburan massal
Situasi di Kota New York juga sangat dramatis. Walikota Bill de Blasio menerangkan, jika kapasitas kamar mayat di New York City tidak lagi mencukupi, dapat dibuka kuburan-kuburan sementara.
"Kita tidak berada di dekat kondisi itu sekarang," tegasnya, namun harus ada rencana darurat untuk menguburkan sementara jenazah-jenazah korban COVID-19 secara individual, sehingga nantinya pihak keluarga bisa mendapatkan kembali jenazah keluarganya.
"Tidak akan pernah ada sesuatu seperti kuburan massal di New York City," kata Bill de Blasio.
Para pejabat pendidikan di negara bagian New York membatalkan ujian akhir sekolah menengah dan mengatakan, siswa tetap akan mendapatkan ijazah, selama mereka lulus dalam ujian-ujian reguler sebelumnya.
Keputusan Departemen Pendidikan negara bagian New York dipuji oleh para guru dan anggota dewan sekolah, yang mengatakan adalah salah jika para siswa yang tidak bisa bersekolah karena pandemi harus dihukum dengan tidak diberi ijazah kelulusan.
hp/as (ap, rtr, afp)