Jokowi dan Scholz Perdalam Kerja Sama Hilirisasi Industri
17 April 2023Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz membuka paviliun Indonesia di hari pertama penyelenggaraan pameran industri terbesar Hannover Messe di Kota Hannover, Jerman, Senin (17/04).
Dalam pembukaan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk memperdalam kerja sama bilateral di bidang hilirisasi industri, transisi energi, serta mengajak penanam modal untuk berinvestasi dalam membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
Paviliun Indonesia di Hannover Messe mengangkat tema Perahu Pinisi dengan menampilkan miniatur perahu tradisional tersebut. Beberapa pengunjung dan peserta pameran terlihat berfoto bersama perahu dengan bahan baku utama kayu tersebut.
Di bidang hilirisasi Industri, Jokowi mengatakan Indonesia siap menjadi mitra pengembangan industri semikonduktor dan produksi baterai kendaraan listrik guna meningkatkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja. Ia juga berharap agar para pengusaha Jerman menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasokan chip global.
Presiden Jokowi dan Kanselir Scholz secara bersama juga mengunjungi sejumlah stan Indonesia dan Jerman yang bergerak di berbagai bidang seperti bidang artificial intellingent (AI) dan energi.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengharapkan terjalinnya hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Indonesia. "Indonesia dan Jerman merupakan mitra yang erat dan memiliki nilai yang sama," ujar Scholz. Menurut Scholz, Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat di bidang ekonomi, utamanya ekonomi digital. Ia juga menyambut Indonesia yang tengah mempersiapkan diri untuk beralih ke energi terbarukan.
Janji percepat EU-Indonesia CEPA
Sebelumnya, pada malam pembukaan hari Minggu (16/04) Kanselir Scholz mengatakan berkomitmen untuk memastikan bahwa perjanjian perdagangan bebas yang telah lama dibahas antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) agar segera terbentuk.
Negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Uni Eropa dengan Indonesia atau EU-Indonesia CEPA dimulai pada tahun 2016. Tujuan kemitraan tersebut adalah memfasilitasi dan menciptakan akses pasar baru, meningkatkan perdagangan antara UE dan Indonesia, serta memperluas investasi langsung. Namun hingga kini, proses perundingan masih terus berlanjut.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi pokok isu dalam perundingan yang berkepanjangan ini. Salah satunya yakni mengenai kepentingan petani. Ia berharap Uni Eropa untuk tidak memaksakan standar, dan lebih dapat melakukan pendekatan pragmatis antara kedua negara.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mengatakan bahwa presiden berharap perundingan tersebut bisa diselesaikan pada akhir tahun ini. Terwujudnya perundingan ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya lebih banyak kerja sama antara Jerman dan Indonesia.
"Ini sebenarnya bukan pembicaraan antara kedua pemimpin pertama kalinya untuk mencoba mendorong perundingan itu dapat diselesaikan karena ada pembicaraan bertelepon sebelumnya dan kedua pemimpin sepakat berkomitmen untuk mencoba mendorong agar perundingan dapat segera diselesaikan," ujar Menlu retno Marsudi kepada wartawan, Minggu (16/04) malam.
Komitmen hilirisasi industri
Di Hannover, Jokowi juga bertemu dengan tiga perusahaan besar asal Eropa guna pastikan investasi di bidang hilirisasi industri. Ketiga perusahaan tersebut adalah produsen bahan kimia asal Jerman BASF, perusahaan pertambangan dan metalurgi Eramet, serta produsen mobil Volkswagen melalui PowerCo.
Menlu Retno Mersudi mengatakan ia melihat adanya komitmen dan keinginan yang tinggi dari Jerman untuk melakukan investasi di Indonesia terutama terkait dengan energi hijau dan membangun ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
"Pertemuan one on one yang dilakukan Bapak Presiden dengan BASF, dengan Eramet dan Volkswagen antara lain membahas mengenai masalah itu," ujarnya.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia seperti dikutip dari Sekretariat Presiden mengatakan bahwa BASF berminat menanamkan modal sekitar 2,6 miliar dolar AS di Maluku Utara untuk membangun ekosistem baterai mobil.
Nantinya, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem tersebut dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan ESG (Environment, Social and Government) lingkungan dan menggunakan energi hijau. "Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini," lanjut Bahlil.
Kemudian, Bahlil menjelaskan, perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga turut akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional. (yf)
Ayu Purwaningsih dan Yusuf Pamuncak turut berkontribusi dalam laporan ini