Jerman Siapkan Bantuan Rp837 Miliar untuk Warga Gaza
20 Oktober 2023Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengumumkan paket bantuan tambahan sebesar €50 juta (setara Rp837,9 miliar) untuk warga sipil di Jalur Gaza. Jerman juga bersiap mengirimkan tim medis ke wilayah yang telah digempur Israel selama hampir dua minggu.
Israel bertekad untuk menumpas kelompok militan Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain, sebagai tanggapan atas serangan teror ke Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil dan tentara Israel pada 7 Oktober lalu.
Namun, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, sejumlah kelompok bantuan masih menunggu dibukanya akses untuk mengirimkan kebutuhan dasar.
aNNALENA Baerbock mengumumkan paket bantuan tersebut di Yordania, sebagai pemberhentian pertama dalam kunjungan kenegaraan di wilayah tersebut. Ia dijadwalkan tiba di Israel pada Jumat (20/10) pagi waktu setempat dan terbang ke Beirut, Lebanon, pada hari yang sama.
Tujuan dari lawatannya ini, kata Baerbock, adalah untuk mengungkapkan "solidaritas yang tak tergoyahkan" dengan Israel dan untuk membantu memastikan bahwa warga Palestina memiliki akses yang aman untuk mendapatkan bantuan.
"Pesan kami jelas," katanya dalam konferensi pers di Amman, "Kami tidak akan meninggalkan para ibu, ayah, dan anak-anak Palestina yang tak bersalah."
PBB serukan akses kemanusiaan yang 'berkelanjutan' ke Gaza
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada hari Kamis (19/10) mendesak "akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan" ke Jalur Gaza.
"Kami membutuhkan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar sekarang. Kami membutuhkannya dalam skala besar dan berkelanjutan, ini bukan operasi kecil," kata Guterres di Kairo, seiring dengan meningkatnya seruan untuk memberikan bantuan kepada 2,4 juta penduduk Gaza.
"Secara sederhana, itu berarti lembaga kemanusiaan harus dapat menyalurkan bantuan dan mereka harus dapat mendistribusikannya dengan aman."
Penyeberangan perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza merupakan satu-satunya rute masuk atau keluar yang tidak dikontrol oleh Israel.
Media pemerintah Mesir pada hari Kamis (19/10) mengatakan bahwa penyeberangan akan dibuka pada hari Jumat (20/10), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencapai kesepakatan dengan Mesir dan Israel untuk mengizinkan bantuan masuk.
Biden mengatakan "lebih 20" dari ratusan truk yang menunggu di sisi perbatasan Mesir akan diizinkan masuk sebagai permulaan. Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths memperkirakan bahwa sekitar 100 truk per hari dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan di Gaza.
WHO: Bantuan medis sudah siap dikirim ke Gaza
Lima truk berisi pasokan medis telah siap di perbatasan antara Gaza dan Mesir, demikian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis (19/10).
"Truk-truk kami sudah terisi dan siap untuk berangkat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers. Ia mengatakan bahwa ia berharap bantuan tersebut akan dikirim segera setelah penyeberangan Rafah dibuka, "mudah-mudahan besok (Jumat, 20 Oktober 2023)."
Kepala Keadaan Darurat WHO Mike Ryan mengatakan bahwa badan PBB tersebut akan melakukan segala upaya bersama dengan Masyarakat Bulan Sabit Merah Mesir dan Palestina untuk memastikan bantuan sampai ke tangan mereka yang membutuhkan di Gaza dan tidak dialihkan.
"20 truk hanyalah 'setetes air di lautan' kebutuhan saat ini di Gaza," tambah Ryan. "Namun, mudah-mudahan tetesan ini akan berubah menjadi sungai bantuan yang akan mengalir dalam beberapa hari mendatang."
bh/ha/hp (Reuters, AFP, AP)